Upload September
17, 2013 - Pengganti Dokumen Info Pelatihan Kinerja 10c #
PROFIL PROGRAM PELATIHAN KINERJA
DENGAN TEMA POKOK :
UPAYA MEMBANGUNKAN
BANGSA DARI KETERTINGGALAN DALAM BUDAYA KERJA
Penulis : Widjaja
Kartadiredja/Letkol Purnawirawan
Rujukan
:
1.
Buku Panduan Program Pelatihan Kinerja
2.
Buku Presentasi Pelatihan Kinerja
KATA PENGANTAR
Hendaknya tulisan ini dimaknai sebagai Surat Terbuka yang ditujukan
kepada mereka yang punya kepedulian terhadap masa depan anak bangsa pada generasi mendatang terkait masalah mentalitas dan budaya kerja.
Teristimewa tulisan ini
ditujukan kepada
“pejabat publik” yang punya keterkaitan kepentingan dengan masalah
pembinaan sumberdaya manusia di negeri ini, yaitu yang terhormat :
.
Menteri Negara Penertiban Aparatur
Negara & Reformasi; Menteri Dalam Negeri R.I. Pemerintah daerah (Gubernur/Bupati/ Walikota); Menteri Negara Pemuda dan Olah
Raga R.I.; Organisasi Kepemudaan &
Mahasiswa; Para Manajer HRM Perusahaan; lembaga Donor Pengembangan Kemanusiaan.
Mudah-mudahan
para pejabat negara/pejabat pada
alamat di atas, berkenan untuk menyempatkan diri membaca tulisan ini melalui tautan di Facebook atau Twitter, dan tertarik
untuk mengakses program yang dipaparkan dalam blog. Kami akan sangat menghargai dan bangga, jika wujud partisipasi masyarakat dari
siapa pun datangnya, mendapatkan respon.
A. Lahirnya
Gagasan
1. Berbagai fenomena yang
membuat kehidupan bangsa Indonesia hampir tak kunjung mengalami perubahan, maka
kondisi seperti ini harus dicermati dengan penuh mawas diri. Kenyataan yang menunjukkan, bahwa perilaku dan
budaya kerja di kalangan bangsa kita sudah jauh tertinggal dari bangsa-bangsa lain yang telah maju, harus
diakui dan disadari sebangai sebuah fakta yang mutlak harus dicarikan
solusinya menuju kearah perubahan.
2. Terkait dengan
kenyataan tersebut di atas,
Penulis terinspirasi oleh sebuah sistem hasil pengalaman mempelajari penerapan dasar kebijakan manajemen sumberdaya manusia (principles for
implementing a human resources management policy) khususnya tentang sistem penilaian kinerja yang dilakukan di
sebuah lembaga pelatihan di Perancis tahun 1992 yakni Thomson CSF Cooperation. Walaupun sistem ini didapatkan
lewat pelatihan singkat yang tidak memerlukan kedalam ilmu secara akademis dalam
mempelajarinya, namun sistem ini sangat esensil untuk dipakai sebagai rujukan bagi
bangsa kita, dalam upaya menciptakan sebuah terapi dalam menghadapi kondisi
bangsa selama ini.
3. Tulisan ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran tentang proses penyiapan materi program pelatihan yang telah
selesai ditangani oleh Penulis selaku penggagas dengan mengunakan sistem tersebut,
yakni “Program Pelatihan Kinerja dengan tema pokok Upaya Membengunkan Bangsa dari Ketertinggalan
dalam Budaya Kerja”.
B. Latar Belakang Pemikiran.
1. Istilah “kinerja”
yang bahasa sehari-harinya mengandung
arti “hasil kerja”, adalah merupakan
proses budidaya dalam dunia kerja, atau tepatnya disebut “hasil proses budaya
kerja”. Tinggi rendahnya nilai kinerja
bisa dikaitkan dengan nilai kemajuan
suatu bangsa. Karenanya rendahnya
tingkat kinerja suatu bangsa, menunjukkan ciri ketertinggalan bangsa itu dari
bangsa-bangsa lain yang telah maju.
2. Yang dimaksud
dengan “budaya kerja” adalah sikap
mental atau perilaku dalam dunia kerja yang landasan filosofinya ditujukan pada
upaya peningkatan hasil kerja dan perbaikan etika kerja, yang subjeknya dapat berupa bangsa atau insitusi sebagai lembaga, dan aparat atau tenaga
kerja sebagai individu.
3. Kenyataan yang tak bisa dipungkiri, bahwa
siapa pun warga negara yang masih merasa mencintai bangsa dan negaranya, akan
merasa prihatin terhadap kondisi bangsa saat ini yang dalam dunia kerja sangat
jauh tertinggal dibanding dengan bangsa-bangsa lain yang telah maju. Sudah
selayaknya keprihatinan ini dapat
memberikan dorongan kearah lahirnya prakarsa untuk mengadakan upaya perubahan.
4. Karenanya suatu
keniscayaan yang harus bangkit di
kalangan bangsa kita saat ini, adalah kemauan dan kreativitas positif untuk
membangun wawasan baru dalam bidang pembinaan sumberdaya manusia yang
landasan filosofinya diorientasikan pada masalah mentalitas dan budaya kerja,
yang tujuan utamanya untuk membekali kesiapan generasi mendatang
agar kehidupan mereka menjadi lebih baik dari generasi sekarang, dimana pembekalan
ini harus dilakukan lewat lintas generasi.
Artinya dilakukan melalui pewarisan nilai-nilai dari generasi ke
generasi, karena pada dasarnya pembangunan
mentalitas adalah penanaman nilai-nilai positif menjadi sebuah budaya yang prosesnya
membutuhkan waktu dalam jangka panjang.
5. Untuk tercapainya
tujuan ke arah ini maka langkah awalnya Program Pelatihan Kinerja harus dimulai
sejak sedini mungkin, tegasnya sejak sekarang, yang pelaksanaannya harus didukung oleh kebijakan para pejabat publik dalam pemerintahan dan disambut
baik oleh kalangan generasi muda sebagai pewaris generasi penerus.
C. Gambaran Kesiapan Program Pelatihan.
1. Persiapan program
pelatihan kinerja yang telah selesai dilakukan oleh Penulis selaku penggagas
dan yang nantinya sekaligus akan bertidak sebagai Pengajar, adalah :
a. Penulis telah menyiapkan materi pokok
pelatihan kinerja untuk digunakan dalam “pelatihan singkat” yang durasinya
hanya 3 hari namun dilakukan secara
berkelanjutan tanpa dibatasi limit waktu karena tak terbatasnya luas wilayah
garapan pelatihan yang sifatnya nasional.
b. Target yang ingin
dicapai dalam program pelatihan dalam tahap 3 tahun pertama adalah: Pertama, menyiapkan 100 orang kader
pelatih yang akan diambil dari mantan peserta pelatihan terbaik untuk dijadikan
“tim pengajar yang mobile”. Kedua, target
peserta dalam 3 tahun pertama l.k. 1.800 orang yang mayoritas berasal dari
jajaran instansi pemerintahan yang tugas pokoknya dalam bidang pembinaan SDM. Target
berikutnya dalam 3 tahun kedua dilaksanakan oleh kader-kader yang sudah
dibentuk, hingga dalam waktu tertentu program pelatihan ini dapat diwujudkan secara
merata di setiap wialayah regional/provinsi di negeri ini.
c. Nampaknya program
ini seperti hal yang mustahil, akan tapi
dengan kesiapan materi yang sudah dirancang sedemikian rupa oleh ,
Penulis/Penggagas, insya Allah program ini bisa diwujudkan.
d. Nantinya di bawah bimbingan Penulis yang akan berperan sebagai
Pengajar, kader pengajar harus dapat men-transfer ilmu yang didapat dalam
pelatihan, lewat regional yang dibentuk di tiap Provinsi/Kabupaten/Kota, yang
pelaksanaanya harus didukung oleh kebijakan
Pemerintah Daerah dan adanya kesediaan untuk membuka pelatihan dalam bentuk “in house training” di
instansinya.
2. Materi pelatihan dibuat secara rinci, sistematis dan
mudah difahami, yaitu berupa :
1) “Buku Panduan
Pelatihan Kinerja” (140 halaman) untuk pegangan Peserta Pelatihan.
2) “Buku Presentasi Pelatihan Kinerja” (120 halaman),
untuk pegangan Pengajar.
3) Untuk keperluan
pemasaran pelatihan, telah dibuat : (1) “Proposal Umum Program Pelatihan Kinerja (24 halaman). (2) “Profil Buku Panduan Program Pelatihan Kinerja” (32 halaman).
D. Gambaran Pelaksanaan Pelatihan
Gambaran pelaksanaan pelatihan dijelaskan sebagai berikut :
1. Biaya Pelatihan.
Program Pelatihan akan dilaksanakan dalam bentuk “in house training” (yaitu pelaksanaan pelatihan didasarkan atas permintaan lemabaga/instansi calon pengguna jasa training),
dengan kapasitas kelas 15 peserta, durasi pelatihan selama 3 (tiga) hari. Dana yang dibutuhkan jika program pelatihan ditangani oleh “lembaga berdiri sendiri” (tidak lewat “in
house training”) yang terdiri dari biaya untuk infrastruktur, honor Pengajar
dan biaya operasional untuk tahap 3 tahun pertama, mencapai Rp. 1,45 M karena sebagian besar dana digunakan untuk
infrastruktur (data tertuang pada Naskah
Proposal Umum Masalah Pendanaan).
2. Dalam proposal
umum dijelaskan, jika kegiatan pelatihan dilaksanakan oleh lembaga berdiri
sendiri, maka biaya pelatihan bisa mencapai Rp. 1.5 juta tiap peserta atau bahkan
bisa lebih, yang akhirnya pelatihan ini bisa
berubah sifatnya menjadi komersial. Namun
jika dilaksanakan melalui “in house training” dengan fasilitas yang dimiliki
lembaga/instansi, maka biaya pelatihan peserta dan biaya penyelenggaraan
pelatihan menjadi tanggunan instansi pengguna jasa training. Sementara konpensasi untuk Pengajar, biaya tranaportasi dan akomodasi Pengajar, diperkirakan
sekitar Rp. 3 s/d 4,5 juta per-kelas a’ 15 peserta dalam 3
hari, ditanggung oleh pengguna jasa training.
Biaya ini teramat murah, sekitar 70 prosent direduksi dari biaya yang berlaku
pada umumnya. Karena itu kompensasi
untuk Pengajar, transportasi, dan
akomodasi selama mengajar, angka tersebut bahkan masih bisa dinego.
3. Keterangan
penting lainnya :
a. Penulis yang sekaligus akan bertindak sebagai Pengajar, dapat
melaksanakan pelatihan 4 kali dalam
sebulan dengan kapasitas kelas 15 Peserta, durasi pelatihan 3 hari. Dengan demikian dalam 1 bulan Pengajar dapat men-train trainee
sebanyak 60 orang, dan dalam 1 tahun diperkirakan 600 orang, atau dalam tahap 3
tahun pertama 1.800 orang. Kegiatan pelatihan ini akan dilaksanakan oleh Pengajar dengan kader atau
tim pengajar yang sifatnya “mobile” yang akan disiapkan sebelumnya.
b. Walaupun pelaksanaan pelatihan akan dilakukan
melalui “in house training”, namun tidak menutup kemungkinan jika ada pemilik
dana atau lembaga donor yang ingin bekerja sama dalam penyelenggaraan pelatihan
akan kami sambut dengan baik, agar nantinya Program Pelatihan Kinerja dapat
direalisasikan secara luas dan merata di setiap regional di
Provinsi-provinsi/Kabupaten/Kota di wilayah Indonesia.
E. Peserta Pelatihan
1. Peserta pelatihan tidak ditekankan pada persyaratan akademis.
Siapa saja karyawan Instansi Pemerintan dan Perusahaan yang tugasnya di
bidang SDM bisa menjadi peserta, walau
pun diutamakan yang posisinya sebagai “direct supervisor”, kecuali calon
peserta yang bukan berasal dari Instansi.
Peserta pelatihan bisa berasal
dari: 1) Instansi pemerintah; 2) Perusahaan; 3)
Organisasi Kepemudaan; 4) Mahasiswa
sebagai calon pemimpin generasi mendatang.
2. Gambaran
selengkapnya tentang Program Pelatihan Kinerja,
tertuang pada buku “Proposal Umum Program Pelatihan Kinerja” dan ”Profil Buku Panduan Pelatihan Kinerja”.
F. Manfaat
Program Pelatihan Kinerja
1. Manfaat yang
akan didapat ada dua, yaitu yang bersifat
wawasan dan yang bersifat
aplikatif. Yang bersifat wawasan, dibutuhkan oleh institusi/lembaga untuk
adanya bahan masukan dalam merumuskan kebijakan-kebijakan sistem HRM dalam
upaya meningkatkan kualitas sumberdaya manusia yang berlandasan pada kebijakan
manajemen yang menganut “reward system yang adil”, yang ada keterkaitan dengan masalah
“remunerasi” (penggajian) dan pembinaan karir serta pengembangan potensi.
2. Yang bersifat
aplikatif, dapat dijelaskan bahwa bagi
lembaga yang belum memiliki sistem penilaian yang baku, sistem yang dirancang
dalam pelatihan dapat digunakan sebagai
contoh model perangkat sistem penilaian, sejalan dengan upaya menerapkan
kebijakan sistem
HRM di lembaganya.
3. Pelatihan dilakukan seminggu sekali (dengan durasi
3 hari, dengan kapasitas kelas 15 orang).
Kalau lembaga/instansi memiliki 6 satuan kerja (tingkat Kabupaten atau Kota), maka dalam 6
minggu akan dilatih sebanyak 6 x 15
orang = 90 orang. Mantan trainee ini
insya Allah cepat atau lambat akan membawa misi perubahan di lingkungan
regionalnya dalam bidang pembinaan sumberdaya manusia.
4. Lembaga/instansi pengguna
jasa training tidak akan banyak mengeluarkan biaya, karena pelatihan hanya
membutuhkan penyiapan fasilitas belajar berupa : ruangn belajar yang dapat menampung 15 orang
peserta, dengan fasilitas berupa white
board, sound system, alat presentasi berupa
infocus, yang tentunya fasilitas tersebut sudah dimiliki oleh instansi
yang bersangkutan. Sementara makan siang apeserta bisa saja tidak disediakan
karena setiap karyawan (PNS) sudah mendapat tunjangan makan setiap hari kerja,
dimana pelatihan itu sendiri dilaksanakan di hari kerja.
5. Biaya yang harus
dikeluarkan oleh pengguna jasa training, adalah untuk : 1) konpensasi pengajar, 2) transportasi p.p.
dari kota tempat tinggal pengajar ke kota tempat pelatihan dilaksanakan, 3)
akomodasi untuk pengajar selama masa mengajar, 4) biaya untuk sanck, coffee break untuk peserta peltihan, ATK, dan
penyiapan sertifikat. Sedangkan Buku Panduan
dan bahan hand out, tanggungan Pengajar.
4. Kompensasi
Pengajar, transportasi dari Bandung – ke kota tujuan p.p. dan akomodasi selama
masa mengajar 3 hari per-kelas, ditanggung
oleh pengguna jasa training.
G. Skedul &
Materi Pokok Pelatihan Kierja
Lama pelatihan 3 (tiga) hari ‘a 5 jam, pagi
hari Pk. 08.00 -13.00 WIB, atau sore
hari Pk. 13.15 - 17.45 WIB.
▌Hari pertama
Pokok Bahasan-1 (Tujuan Pelatihan & SPengenalan Profill Buku Panduan), 60 menit.
Pokok Bahasan-2 (Dasar-dasar Kebijakan Implemetasi HRM), 60
menit.
Pokok Bahasan-3 (Pengenalan
Sistem Penilaian Kinerja), 75 menit.
Pembahasan Job Description (dan penetapan Job Requirement), berikut latihan cara membuatnya, 75 menit.
▌Hari kedua
Pokok Bahasan-4 (Menetapkan
Faktor-faktor penilaian dalam membuat Rancangan Sistem Penilaian Kinerja), 60
menit. Mendesain Format Penilaian, 30 menit.
Pokok Bahasan-5 (Membuat
Petunjuk Cara Mengisi Format Penilaian), 90 menit.
Pokok Bahasan-6 (Cara
Melaksanakan Penilaian melalui Interview), 60 menit.
▌Hari ketiga
Pokok Bahasan-7 (Penggunaan
Sistem Penilaian Kinerja yang Multiguna), 30 menit.
Latihan membuat “job description” &
menetapkan “job requirement, 45 menit.
Pokok Bahasan-10, tukar waktu
(Dokumentasi Format Penilaian
hasil rancangan sistem untuk aplikasi).
30 menit.
Pokok Bahasan-8 (Peranan Manajer HRM /
Manajer Personlia), 30 menit.
Pokok Bahasan-9 (Penutup
Materi),30 menit.
Materi
pelajaran penunjang dalam keilmuan lain jika diperlukan akan ditetapkan kemudian oleh user.
H. Himbauan Partisipasi & Respon :
1 Kepada lembaga/instansi
pemerintah dan perusahaan yang ingin menyelenggarakan
“in house training” atau bentuk kerjasama lainnya dalam penyelenggaraan program pelatihan ini, dapat menghubungi kami melalui :
email : widiakertapranata@yahoo.co.id atau kirim
SMS ke 085863897762. Kontak person :
Widjaja Kartadiredja
1 Catatan penting untuk
pembaca blog ini :
Penulis akan sangat menghargai pembaca blog ini yang berkenan menebarkan tautan blog lewat Facebok
atau Twitter kepada teman/sahabat yang dipandang akan tertarik dengan program yang
dipaparkan, sebagai bentuk partisipasi mendukung program ini.
Mari kita berkiprah untuk kepentingan bangsa walau hanya
berupa sebuah gagasan atau pun pemikiran dalamupaya membangunkan bangsa dari
ketertinggalan dalam budaya kerja menuju perubahan pembangunan di negeri
ini. Anak bangsa sebagai pewaris generasi
mendatang akan sangat membutuhkan pembekalan menuju perubahan kearah yang lebih
baik dari generasi sekarang. Aamin.
IDENTITAS PENULIS/PENGGAGAS PROGRAM PELATIHAN KINERJA.
Nama : H.
Widjaja Kartadiredja (Letkol. Purnawirawan), lahir di Ciamis 14 Desember 1939. Saat berdinas aktif sebagai Anggota TNI-AU tugas di lingkungan organik TNI-Angkatan Udara selama 16 tahun dari 1965-1981; kemudian tugas
diperbantukan pada sebuah BUMNIS (PT. Industri
Pesawat Terbang Nusantara) di Bandung selama16 tahun dari 1981-1997 dengan tugas terakhir sebagai Kepala
Departemen General Affair Direktorat Sistem Senjata. Menjelang purnabakti dari BUMNIS ditempatkan pada Advisory
Staff Direktur. Pensiun dari TNI Angkatan
Udara tahun 1995 dan Purnabakti dari BUMNIS tahun
1998; Pendidikan umum
Fakultas Hukum Universitas Indonesia Jakarta tahun 1964, pendidikan di TNI-AU
a.l. Sekolah Dasar Kemiliteran Perwira (Milsuk), Sekolah Komando Kesatuan
TNI-AU (SEKKAU) tahun 1980; Penataran
Penyegaran Karyawan ABRI tahun1991.
Pengalaman khusus terkait Pembinaan SDM :
1 Secara fungsional dalam kedudukan sebagai Staf Departemen menjadi anggota tim perumus
perbaikan peraturan kepegawaian BUMNIS tahun 1983/1984; 1 Mengajar dalam bidang manajemen di Pusat Pendidikan dan Latihan BUMNIS pada
Kursus Manajemen Supervisi Tingkat Kepala Bagian/Kepala Biro dalam periode 1989 s/d
1992; 1 Menjadi anggota Counterpart Penyusunan Master Plan
Training Bidang Weaponry (sistem senjata) – kerjasama antara BUMNIS tempat
Penulis bekerja dengan sebuah lembaga pendidikan,
Sodeteg
Formation, anak Perusahaan Thomson di Perancis tahun 1992; 1 Dalam rangka finalisasi
pembuatan master plan training, Penulis bersama tim mengadakan misi survei ke beberapan lembaga pendidikan dan industri
bidang weaponry weaponry di Perancis. Pada kesempatan tersebut secara terpisah dengan tim, Penulis mempelajari dasar-dasar
kebijakan implementasi sistem HRM Thomson CSF Cooperation,
walaupun dalam tempo yang singkat namun materi tersebut dapat diterima dengan baik; 1 Pernah memberikan penataran P-4 Type A (Type 120
jam) Provinsi Jawa Barat pada pendalaman materi tahun 1991; 1 Pernah mengikuti Seminar
Internasional ”6th International Seminar
on Miracle of Al-Quran and As-Sunnah on Science and Technology” di Bandung 29 Agustus
s/d 1 September 1994.1 Dalam kapasitas
sebagai Kepala Departemen General Affair menjadi Command
Media Coordinator pengelolaan “sistem dan prosedur terpadu BUMNIS”; secara berkala terlibat dalam tim penggarapan Job Simplikasi
Sistem HRM Perusahaan Boeing, A.S., untuk diterapkan di BUMNIS (tahun
1990-1996).
Pengalaman dalam bidang sosial
: 1 Menulis lepas beberapa tulisan berupa feature,
masalah pendidikan, dan agama pada Harian
Umum Pikiran
Rakyat dan Gala Media sebagai Pemerhati
Masalah Sosial, antara lain pada tahun 2001, 2004, 2007, 2008; 1 Menulis beberapa tulisan
berbahasa Sunda pada Majalah Mangle dan Kujang; 1 Menyusun Khutbah Jum’at (45 judul) yang dihimpun
menjadi buku berjudul ”Sampaikan Seruanku
Walau hanya Satu Ayati”, 1 Pengalaman menjadi khatib khutbah
Jum’at di
beberapa masjid jami di lingkungan tempat
tinngal Penulis dalam periode 4 tahun sebulan sekali; 1 Mengedarkan sejumlah blog antara lain tentang
kinerja dan nilai-nilai religi di Website ∏