NILAI-NILAI RELIGI 16a
SEBUAH IMPLEMENTASI DARI MAKNA “MALAM QODAR”
Penulis
: Widjaja Kartadiredja
Uploaded
August 04, 2013
Kesan paling
indah yang akan membekas paska Ramadhan bagi kaum Muslimin umumnya, tentunya selain
menjalankan ibadah puasa sebulan penuh, adalah adanya puncak malam pada 10 hari
terakhir bulan Suci Ramadan yang dinamakan “malam qodar”, atau yang biasa
disebut ”Lilatul Qadr”, yakni suatu malam yang difirmankan Allah sebagai malam yang lebih baik dari seribu bulan (Ref.
QS. 90 : 1-3).
Ciri-ciri
atau tanda-tanda datangnya malam qodar dari keterangan beberapa sabda Rasulullah, diantaranya : beribadah di malam itu merasakan lezatnya
ibadah, adanya ketenangan hati, dan adanya kenikmatan bermunajat kepada Allah Yang
Maha Pencipta dan Pemelihara Semesta Alam. Tanda lainnya menurut HR Muslim diantaranya bulan tatkala muncul berukuran saparuh nampan, dan banyak lagi
tanda-tanda yang musykil lainnya.
Ciri-ciri ini
manandakan bahwa “substansi malam” punya makna yang specific, yang membawa
rahmat menuju jalan keselamatan untuk kehidupan
di dunia dan di akhirat, yang mendatangnkan suasana hati untuk meraih keridhaan Allah bagi hamba yang dihatinya tertanam hakikat iman
dan taqwa.
“Malam qodar”
yang umumnya di sebut “Lailatul Qadr” itu hanya datang di bulan Suci Ramadhan, di
salah satu malam pada 10 hari terakhir Ramadhan. Namun demikian
bagi kaum Muslimin yang taat, yang tidak cinta dunia, Allah SWT membukakan
pintu langit bagi hamba-hamba-Nya untuk mendekatkan diri kepada-Nya dan
bermunajat, yakni melalui qiyamul lail yang disebut shalat tahajud
di sepertiga malam terakhir pada setiap malam. Kiranya moment dari jenis ibadah ini dapat dimaknai
sebagai pengganti malam qodar yang datangnya hanya setahun sekali di bulan Suci
Ramadhan. Dalam Alqur’an (QS. 2 : 186) Allah berfirman : “Dan
apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu (Muhammad) tentang Aku, maka
(jawablah) bahwasanya Aku adalah dekat.
Aku mengabulkan permohonan orang yang berdo’a apabila ia memohon kepad
a-Ku ......”. Oleh karena itu kesan
indah tentang “malam qodar” itu mudah-mudahan dapat kita manifestasikan melalui
ibadah yang berupa shalat tahajud.
Timggal beberapa
hari lagi hati kita akan mengucapkan “Selamat
tinggal Ramadhan”, paling tidak usai
shalat Idul-fitri, yang wallahu ‘alam tahun depan belum tentu kita akan menjumpainya
lagi. Maka jadikan puncak malam pada bulan-bulan di luar
Ramadhan tempat meraih rahmat pada
sepertiga malam terakhir lewat qiamul lail.
Kepada sesama
Muslim dan Muslimat di mana pun mereka berada, khususnya pembaca Website http://www.widiakertapranata@yahoo.co.id
Penulis mengucapkan :
“Selamat Hari Raya Idul Fitri 1434
Hijriyah, Taqaballahu minna wa minkum, Minal ‘a idiin wal faa iziin, Jika ada
kesalahan Penulis dan kata-kata yang kurang berkenan mohon dapat dimaafkan”.
Semoga Allah
SWT melimpahkan rahmat dan kasih sayang-Nya kepada hamba-hamba yang mencintai-Nya
dan mengharapkan rahmat dan ridha-Nya untuk memperoleh keselamatan dunia dan akhirat. Rabbana aatina fid-dun-ya hasanah, wa fil akhirati wa qina adzabannar. Amiin yaa Rabbal ‘alamiin. ∏
Keterangan : Uraian lengkap tentang “Malam Qodar” (Lailatul
Qadr) klik http://id.scribd.com/doc/153810217/Merge-Copy-Nilai-nilai-Religi-13b-and-13a di
www.widiakertapranata.
untuk versi pdf klik disini
untuk versi pdf klik disini