Minggu, 02 Agustus 2015

SUMBANGAN PEMIKIRAN MENDUKUNG GERAKAN REVOLUSI MENTAL BERTEPATAN DENGAN MOMENTUM PERINGATAN PROKLAMASI KEMERDEKAAN RI KE-70




Ø   Kepada para pembaca tautan,  mohon komentar, dan bagikan.

SUMBANGAN PEMIKIRAN MENDUKUNG GERAKAN REVOLUSI MENTAL

BERTEPATAN DENGAN MOMENTUM PERINGATAN PROKLAMASI KEMERDEKAAN RI KE-70


Penulis / Penggagas :
Widjaja Kartadiredja / Letkol.TNI Purnawirawan
1.   Dua potensi sumberdaya manusia yang sangat esensial untuk tegaknya nilai-nilai hakiki peradaban dalam komunitas bangsa,  adalah masalah “mentalitas moral” dan “budaya kerja”. Tanpa didukung oleh kedua potensi ini adalah mustahil suatu bangsa, dalam hal ini bangsa Indonesia, dapat menghadirkan kehidupan yang aman dan damai serta adil dan sejahtera bagi rakyatnya, karena dominasi kekuatan luar yang tak mudah dielak, apalagi  dalam fenomena yang makin kuatnya pengaruh faham kapitalisme dan neoliberal ke dalam kehidupan bangsa kita yang harus disikapi dengan sangat wanti-wanti.
2.   Siapa pun yang punya pikiran kritis terhadap kondisi bangsa, niscaya akan merasa suatu keharusan untuk bermawas diri terhadap fenomena yang dihadapi bangsa belakangan ini yang populer disebut “era globalisasi”. Era globalisasi adalah  era atau periode masa dimana masuknya budaya global tidak mengenal batas wilayah atau negara.  Bagi kalangan umum  mungkin ada semacam kebanggaan dengan istilah modern ini, padahal seharusnya bukan kebanggaan dengan istilah ini akan tetapi kekhawatiran.  Karena dengan  era globalisasi, ibarat dibukanya lebar-lebar pintu masuknya faham kapitalisme dan neoliberal di berbagai aspek kehidupan bangsa, baik di bidang ideologi, politik, ekonomi, dan sosial budaya, serta hukum dan keamanan.  Bisa ditenggarai bagi bangsa-bangsa di “negara underdevelop”, pemerintah di era globalisasi tidak untuk menjamah kepentingan yang pro rakyat karena faktor kelemahan mentalitas moral.  Oleh karena itu di era globalisasi, bangsa kita harus memiliki daya tangkal yang tangguh terhadap ancaman kapitalisme dan neoliberal yang materialistis dan kebablasan kebebasan individu.
3.  Tepat sekali sebuah pemikiran besar yang telah dicanangkan oleh Bapak Presiden Jokowi di awal pemerintahan Jokowi-JK, yaitu tentang “revolusi mental”, yang harus mendapat dukungan penuh dari segenap komponen bangsa dan warga negara sebagai partisipasi masyarakat, agar bangsa ini benar-benar punya daya tangkal  terhadap pengaruh-pengaruh buruk faham kapitalisme dan neoliberal yang menumbuh-suburkan budaya materialistis dan kebebasan.   Momentum peringatan Hari Kemerdekaan RI tanggal 17 Agustus 2015, hendaknya dijadikan tonggak sejarah untuk memulai melaksanakan program  besar “gerakan revolusi mental” untuk merubah pola pandang pembangunan khususnya di bidang human resources, yang berbasiskan  mentalitas moral dan budaya kerja, menuju kejayaan bangsa dalam mengejar kesetaraan dengan bangsa-bangsa lain yang telah maju, karena bangsa ini sudah 70 tahun merdeka, namun hakikinya belum mampu mewujudkan cita-cita kemerdekaan.
4.  Dalam memperingati detik proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945 yang kala itu di sakralkan oleh bangsa kita,  maka sejak sekarang ini mari kita berurun-rembug dari segenap komponen bangsa dan partisipasi masyarakat untuk meningkatkan kiprah mengejar ketertingalan dari bangsa-bangsa lain yang telah maju. Dulu Bung Karno di awal kemerdekaan menyemangati bangsa untuk pembangunan dengan mengatakan “hulupis kuntul baris”sebagai ungkapan populer waktu itu, yang memberikan ciri bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa yang bergotong-royong dengan semangat Pancasila sebagai falsafah negara, dan bukan bangsa yang yang terkota-kotak dalam kepentingan kelompok.  Kini kita harus kembali ke identitas bangsa yang bergotong-royong.
5.   Maka dari itu mari kita dukung sepenuhnya Gerakan Revolusi Mental yang dicanangkan oleh Bapak Presiden Jokowi, baik lewat  kreatifitas pemikiran atau pun tindakan di berbagai bidang, baik  dengan mengatas-namakan komunitas ataupun perorangan sebagai anak bangsa, agar pencanangan “gerakan revolusi mental” dapat diwujudkan dalam realita.  Penulis tautan ini dengan penuh antusias dan niat yang murni, jika Pemerintah dalam hal ini Bapak Presiden Jokowi berkenan, Penulis/Penggagas “ingin menyumbangkan product system dalam bidang Pembinaan SDM”, yang telah dituangkan oleh Penulis dalam 4 (buah) buku tentang “Program Pelatihan Kinerja”, yang telah digarap  selama  l.k. 5 tahun, yang disusun dengan menggunakan hasil studi Banding dengan Sistem HRM Thomson CSF Cooperation, Perancis, yang tema pokoknya  “Prinsip-prinsip Dasar Penerapan Kebijakan Sistem HRM (“Principles for Implementing a Human Resources Managemen Policy”).
6.   Penulis mempelajari sistem HRM tersebut tahun 1992 ketika masih berdinas aktif sebagi Anggota TNI-AU tugas diperbantukan di sebuah BUMNIS (dalam hal ini di PT. IPTN, sekarang PT. Dirgantara Indonesia) yang waktu itu Penulis tengah ditugaskan dalam Tim Penyusunan Masterplan Training bidang Weapory. Untuk melihat penerapan Sistem HRM di lapangan, Penulis waktu itu dibawa  oleh spesialis HRM Thomson CSF ke sebuah perusahaan besar di Perancis yang dikenal dengan BRGM Company di Kota Bordeaux, yang lokasinya kalau tidak salah 400 mil di luar kota Paris, sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang survey geologi dan mineral, yang memiliki 1.000 orang insinyur kimia dan geologi.  Setelah melihat penerapan sistem Thomson di BRGM Company di Kota Bordeau, Penulis yakin bahwa sistem Thomson CSF ini adalah sangat efektif untuk membenahi sistem HRM dalam upaya meningkatkan kualitas SDM yang landasan filosofinya diorientasikan pada upaya peningkatan kinerja dan perbaikan etika kerja,
7.   Bentuk program yang disusun untuk merelisasikan gagasan ini dibuat dengan “sederhana dan pragmatis”, agar dengan mudah dilaksanakan pelatihannya  (perkelas 15 orang dengsn durasi 3 hari) secara merata dalam skala nasional di wilayah NKRI.  Insya Allah  dalam 2 tahun pelatihan lewat “in house trining” di lembaga-lembaga/institusi di jajaran pemerintahan dapat men-train 1.800 trainee, yang langkah awalnya akan disiapkan 100 kader pengajar yang “mobile’, yang pelaksanaannya akan melibatkan para Manajer HRM dalam penyelenggaraan pelatihan.   Pengajar cukup 1 orang ditambah seorang pembantu pengajar. Dalam hal ini Penulis/Penggagas akan bertindak sebagai Pengajar.
         Catatan khusus : Jika program ini dapat di-akses oleh pemerintah, Penulis/Penggagas program pelatihan siap membantu mensuksekan program ini yang misinya sejalan dengan tujuan “revolusi mental” yang telah dicanangkan oleh Bapak Presiden di awal pemerintahan Jokowi-JK.

Jika Bapak Presiden tertarik untuk meng-aksesnya, Program Pelatihan ini “ingin diabdikan bagi kepentingan bangsa”, dalam pengertian tidak untuk dikomersilakan secara finansil.  Berkenan kiranya mendapat perhatian Bapak Presiden.  Respons disampaikan ke alamat email Penulis / Penggagas    
8.    Atas patisipasi para pembaca tautan dan penyebaran tautan ini kepada publik Penulis mengucapkan terima kasih. Bertepatan dengan Peringatan HUT Kemerdekaan RI Ke-70 Penulis / Penggagas  mengucapkan :
 “Selamat Menyambut HUT Kemerdekaan RI Ke-70 dan Menyongsong Perubahan Kehidupan Bangsa yang Berkeadilan dan Sejahtera”.                  
                                                                            Bandung,   3 Agustus, 2015      
                                                                 Salam  Hormat Penulis / Penggagas,
                                             Widjaja Kartadiredja / Letkol. TNI Purnawirawan






Continue Reading...
 

www.widiakertapranata.com Copyright © 2009 Girlymagz is Designed by Bie Girl Vector by Ipietoon