Sabtu, 12 Oktober 2013

NILAI-NILAI RELIGI – 18C WEBSITE



NILAI-NILAI RELIGI – 18C WEBSITE
Upload October 14, 2013

    ®  37/32
MEMETIK MAKNA IBADAH QURBAN
Tema Pokok :
Hikmah ibadah  Qurban harus mampu
menjadi daya tangkal  dalam menghadapi kondisi bangsa
Disusun  oleh  :  H. Widjaja Kartadiredja
=================================
Ayat Alqur’an yang dibaca pada Mukadimah :
`s9 tA$uZtƒ ©!$# $ygãBqçté: Ÿwur $ydät!$tBÏŠ `Å3»s9ur ã&è!$uZtƒ 3uqø)­G9$# öNä3ZÏB 4 y7Ï9ºxx. $ydt¤y ö/ä3s9 (#rçŽÉi9s3çGÏ9 ©!$# 4n?tã $tB ö/ä31yyd 3 ÎŽÅe³o0ur šúüÏZÅ¡ósßJø9$#
Daging (khewan qurban) dan darahnya itu sekali-kali tidak akan sampai kepada Allah, tetapi yang sampai kepada-Nya adalah ketakwaan kamu.  Demikianlah Dia  menundukkannya untukmu agar kamu   mengagungkan Allah atas petunjuk yang Dia berikan kepadamu.  dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang berbuat baik. (QS.22 : 37)
=================================

Hadirin  rahimakumullah         
        Beberapa hari lagi jemaah haji yang tengah menjalankan ibadah haji di tanah suci akan memasuki puncak pelaksanaan ibadah haji - wukuf di Arafah. Keesokan harinya tanggal 10 Zulhijjah 1434 H (bertepatan dengan 15 Oktober 2013) mereka akan berada  di Mina.  Di tempat inilah pada 4000 tahun yang lampau terjadi peristiwa sakral, yakni Nabi Ibrahim - pembawa ajaran agama tauhid - menyembelih putranya Ismail atas perintah Allah yang diterimanya melalui mimpi dalam 3 malam berturut-turut. 
        Sementara jemaah haji tengah berada di Mina tanggal 10 Zulhijjah, kaum muslimin dan muslimat  di mana saja berada di belahan bumi ini, merayakan Hari Raya Idul Qurban dan melaksanakan pemotongan qurban, yaitu menyembelih khewan yang dagingnya akan dibagikan kepada kaum Muslimin siapa saja, yang diutamakan kalangan duafa, dan dibolehkan juga diberikan kepada non Muslim sebagai wujud kepedulian terhadap warga di lingkungan tempat tinggalnya.
Apa esensi makna ibadah Qurban?
       Idul Qurban yang dirayakan oleh kaum muslimin dan muslimat di mana saja berada,    esensinya mengandung dua hikmah utama yang harus dipetik dari makna ibadah qurban, yaitu : hikmah pertama, yang terkait dengan nilai-nilai akhlaq yang dicontohkan oleh Nabi Ibrahim dan putranya Ismail, yang harus diteladani oleh kaum muslimin dan muslimat; hikmah kedua, yang terkait dengan nila-nilai sosial atau kemanusiaan yang harus ditanamkan dalam karakter dan kehidupan keseharian umat muslim.
        Untuk melihat esensi dari makna ibadah qurban, mari kita lihat esensi dari kedua hikmah utama tersebut berikut ini.
Esensi dari hikmah pertama tentang nilai-nilai akhlaq
       Esensi dari hikmah pertama terkait nilai-nilai akhlaq yang harus dipetik dari makna  badah qurban, yaitu yang telah ditunjukkan dalam penyembelihan oleh Nabi Ibrahim  terhadap putranya Ismail, telah diabadikan dalam Alqur’an, diantaranya dalam Surat Ash-Shaffat (QS. 37) yaitu ayat 100 s/d 111, yang cukup jelas diterangkan dalam ayat ayatnya, yaitu :            
      Dalam ayat 100 Nabi Ibrahim  mengucapkan do’a : “Rabbi hablii minash shoolihiin” (Ya Tuhanku, anugrahkanlah kepadaku seorang anak yang shaleh), lalu dalam ayat-ayat  berikutnya dikatakan :  Maka Kami beri kabar gembira kepadanya (kepada Ibrahim) dengan kelahiran seorang anak yang sangat sabar (yaitu Ismail); Maka ketika anak itu telah sampai pada usia untuk sanggup berusaha bersamanya,  Ibrahim berkata :  “Wahai anakku,  sesungguhnya aku bermimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka pikirkanlah bagaimana pendapatmu!”.  Ismail  menjawab : “Wahai ayahku! Lakukanlah apa yang diperintahkan Allah kepadamu,  insya Allah engkau akan mendapatiku termasuk orang yang sabar”; Maka ketika keduanya telah berserah diri dan Ibrahim  membaringkan anaknya atas pelipisnya untuk melaksanakan perintah Allah, lalu Kami panggil dia :  “Wahai Ibrahim, sungguh engkau telah membenarkan mimpi itu.  Sungguh, demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik;   Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata; Dan Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar; Dan Kami abadikan untuk Ibrahim  (pujian) di kalangan orang-orang yang datang kemudian; Selamat sejahtera bagi Ibrahim”; terakhir pada ayat 110 dan 111 ditegaskan dalam Firman-Nya : Demikianlah kami memberikan balasan kepada orang-orang yang berbuat baik, sungguh, dia termasuk hamba-hamba Kami yang beriman. 
        Itulah ayat-ayat Alqur’an yang menerangkan akhlaq Nabi Ibrahim dan  putranya Ismail yang diceritakan dalam peristiwa sakral dalam kisah penyembelihan oleh Nabi Ibrahim terhadap  Ismail.  Inilah akhlaq Nabi Ibrahim dan putranya Ismail yang harus diteladani oleh umat muslim, yaitu akhlaq yang menunjukkan   ketaatan, kesabaran, dan keikhlasan sekalipun  ditimpakan kepadanya dalam bentuk ujian dan cobaan yang sangat berat.
Esensi dari hikmah kedua tentang nilai-nilai sosial atau kemanusiaan
       Esensi dari hikmah kedua merupakan pelajaran yang harus ditanamkan di kalangan umat muslim dalam kaitan dengan nilai-nilai sosial atau kewajiban kemanusiaan  terhadap sesama.
       Esensi ini diwujudkan dalam bentuk pelaksanaan qurban dimana daging qurban itu  dibagikan kepada sesama di lingkungan masyarakat, baik muslim atau non muslim, terutama bagi kalangan yang kurang mampu. Sedangkan “simbol dari penyembelihannya itu sendiri”  mangandung makna “membunuh nafsu khewani dan sifat-sifat buruk lainnya dalam diri”.
       Esensi dari hikmah yang kedua ini mengandung 4 ciri atau pelajaran yang dapat dijelaskan sebagai berikut :
1) Ibadah qurban adalah ciri bagi seorang hamba yang sungguh-sungguh ingin mendekatkan diri (“taqorrub”) kepada Allah.
2) Ibadah kurban merupakan perwujudah rasa syukur  atas nikmat yang dianugrahkan Allah kepada kita, terutama nikmat iman dan Islam, nikmat hidayah (Alqur’an), nikmat umur dan kesehatan, dan perlindungan dari musibah dan bencana.  
3) Ibadah kurban mengadung hikmah tanggung jawab social yang harus diemban oleh setiap muslim, untuk mengikis habis sifat-sifat egois dan tamak, dan menanamkan kepedulian terhadap orang lain yang menderita, yaitu orang miskin, anak yatim, dan orang-orang yang tidak mampu lainnya.
4) Tumpahnya darah khewan yang disembelih adalah symbol dari upaya membunuh sifat-sifat kebinatangan dan sifat-sifat buruk lainnya dalam diri kita.
       Itulah 4 ciri yang harus kita hayati tentang ibadah qurban dipandang dari segi nilai-nilai sosial atau kemanusiaan.  
Peringatan Rasulullah dalam sebuah hadits
       Terkait dengan fenomena sosial yang dihadapi bangsa saat ini, ada hadits Nabi yang harus dijadikan acuan peringatan bagi kaum muslimin dan bangsa kita umumnya yaitu tentang masalah akhlaq dan moral.  Hadits tersebut mengatakan :  “Apabila akhir zaman semakin dekat, maka banyak orang yang berpakaian jubah, dominasi perdagangan, dominasi perempuan, harta kekayaan melimpah, kemesuman merajalela, kezaliman penguasa, manipulasi takaran dan timbangan, tidak menghormati yang lebih tua, tidak menyayangi yang muda, mereka berpakaian kulit domba tetapi berhati serigala, orang yang dianggap ideal saat itu adalah para penjilat” (HR. Thabrani).
       Kalau kita hubungkan bunyi hadits ini dengan fenomena sosial yang dialami bangsa  saat ini khususnya dari segi mentalitas dan moral, masyarakat kita sudah sangat prihatin melihat kenyataan yang ada. Sebagai contoh untuk bahan introspeksi, tanpa bermaksud mendiskriditkan lembaga atau sesesorang,   katakan kasus-kasus yang terjadi belakangan ini, harus  dapat mendorong lahirnya pemikiran-pemikiran kritis dari semua   kalangan untuk membebaskan bangsa dari mentalitas negatif,  terutama mentalitas korup, yang dapat membahayakan  kelangsungan hidup bangsa. 
       Melihat kenyataan yang tak kunjung datangnya perubahan, barangkali  terapi umum yang harus dilakukan untuk meluruskan akhlaq bangsa dan memperbaiki moral,  yaitu menerapkan pola pandang yang sifatnya normatif dan alamiah, bahwa “manusia harus kembali ke jalan Tuhan mencari keridhaan-Nya”. Artinya upaya ini harus dilakukan melalui peran ulama dan umaro dalam    menegakkan “amar ma’ruf nahi myangunkar” menuju ridha Allah.  Di mana nantinya dalam kondisi yang sudah kondusif orang akan melihat bahwa yang sangat dibutuhkan dalam menjalankan tatanan pemerintahan adalah  kapabilitas yang berlandaskan nilai-nilai moral dan akhlak yang baik.   Dengan demikian ke depan rekrutmen sumberdaya manusia di tingkat  lini  manapun akan  lebih selektif sejalan dengan dibutuhkannya persyaratan kapabilitasnmoral.
Kewajiban ber-amar ma’ruf nahi munkar
        Terkait pemikiran tentang perlunya meningkatkan peran penegakkan  amar-ma’ruf nahi mungkar, untuk  dipakai sebagai bahan acuan, Nabi Saw bersabda : “Man ra ‘aa minkum munkaran falyugha- yirhu biyadihi, fain lamyastathy’ fa bi lisanihi, fain lam yastathy’ fa biqalbihi wa dzlika adh’aful imaan”.  Artinya :  “Kalau diantara kamu melihat kemungkaran, rubahlah kemungkaran itu dengan tangan;  kalau tidak mampu, dengan lisan;  kalau juga  tidak  mampu,  dengan hati.  Itulah selemah-lemahnya iman” (HR Muslim).
      Yang dimaksud memerangi dengan hati adalah membenci kemungkaran, kemudian
 menjauhi, dan memeranginya dalam hati.  Walaupun sikap ini tindakan yang paling lemah, akan tetapi secara mendasar sikap ini akan membentengi diri kaum muslimin dari berbagai kemungkaran dan anti terhadap kemaksiyatan.  Kewajiban ini adalah “fardhu ‘ain” bagi setiap muslim.
Kesimpulan bahasan.
       Dari bahasan materi yang telah dipaparkan, maka dapat digaris-bawahi pentingnya hikmah idul qurban digunakan sebagai landasan moral bagi umat muslim, baik selaku perorangan maupun atas nama lembaga,  yaitu :
Pertama : Dalam posisinya sebagai umat, perilaku setiap muslim harus bercermin pada akhlaq Nabi Ibrahim dan putranya Ismai, agar menjadi manusia yang taat, sabar dan ikhlas, mau membunuh nafsu-nafsu tamak dan serakah, tidak tergoda oleh praktek-raktek yang merugikan masyarakat, bangsa dan bahkan negara, mensyukuri  nikmat yang dianugerahkan Allah, dan   amanah dalam menjalankan  kewajiban. 
Kedua :   Dalam  posisinya sebagai umaro,  beserta perangkat yang ada di bawahnya, harus dapat menstimulasi kondisi kearah terciptanya keadilan di tengah-tengah kehidupan masyarakat, bersinergi dengan aparat terkait  dalam menegakkan tatanan pemerintahan yang adil dan bersih.  Disamping itu tidak  menina-bobokan  orang  (oknum) yang tidak amanah.
Ketiga : Mereka yang memegang amanah dalam bidang penegakkan hukum dan keadilan, harus mampu menegakkann  hukum tanpa pandang bulu. Sebab amanah yang dipegangnya bukan semata-mata amanah manusia, akan tetapi amanah Tuhan yang dalam melaksanakan amanah tersebut berada dibawah janji dan sumpah atas nama Tuhan.
         Sebagai penutup, mari kita camkan  sebuah hadits yang mengatakan :
“Tidaklah suatu kaum yang dilakukan kemaksiyatan di kalangan mereka, dan sebenarnya mereka mampu memberantasnya namun tidak dilakukan, kecuali Allah akan menimpakan azab secara merata kepada mereka” (HR. Abu Daud). 
        Demikian materi khutbah yang kami sampaikan, mudah-mudahan ada manfaatnya.
Barakalaahu lii wa lakum fil Qur’aanil adhiim, wa  nafaanii wa iyyaakum bimaa fiihi minal aayaati  wadz-dzikril hakim.  Wa taqabbala minnii wa minkum, tilaa watahu  innahu huwas-sami’ul ‘aliim.∏

Naskah yang dipaparkan di atas kutipan No. 37 dari 45 judul buku (himpunan transkrip Hutbah Jum’at) : “Sampaikan Seruanku Walau Hanya Satu Ayat”.  Penulis H. Widjaja Kartadireja. 
Jika pembaca tertarik dengan  materi lain yang temanya lebih dikaitkan dengan fenomena sosial yang faktual, silakan Pembaca lihat keterangan pada Notifikasi  di bawah ini.
        
      NOTIFIKASI
          “Sampaikan Seruanku          
 Walau hanya satu ayat”      
    Sabda Baginda Nabi Saw tersebut di atas    dipakai judul  buku (himpunan transkrip) khutbah Jum’at,  isi 45 judul Khutbah, tebal 675 halaman ukuran 14,5 x 21 cm, untuk bahan khutbah dalam periode  satu tahun, lihat daftar judul khutbah *).
Dilengkapi Penjelasan Rukun Khutbah yang akan  sangat berguna bagi mereka yang tertarik dengan syiar Islam “terutama bagi kalangan pemula”.
Kata Pengantar oleh KH. Enjang Nasrullah, Pimpinan Harian Pondok gan Pesantren “Almusyahadah”Kota Cimahi, Jawa Barat.
Komposisi topik pertema-pokok :
1)  Aqidah  (9 judul),  2)  Ibadah (8 dul)
3)  Akhlaq (9 judul), 4)  Amar Ma’ruf             nahi munkar (4 judul), 5) Umum  (6 judul), 6)  Islam & kesehatan (9 judul).

  Harga Rp. 125 ribu (termasuk ongkos kirim khusus  di wilayah Jawa Barat).  Harga Rp. 100 ribu untuk yang beli 10 buku. Harga Rp. 85 ribu untuk yang beli minimal 20 buku. Untuk keperluan Pengurus DKM  harga masih bisa dinego.
  Minat beli? Hubungi Widjaja Kartadiredja,
atau SMS via ponsel  0858 6389 7762



bagus







IDENTITAS PENULIS
Nama, H. Widjaja Kartadiredja (Letkol. Purn.)  
Alamat, Jl. Raya Timur 454 Kota Cimahi,  Jawa Barat. Indonesia.  Pendidikan umum,  Fak. Hukum
U.I. di Jakarta tahun 1964; Pedidikan di TNI Angkatan Udara : SEDASPA (Sekolah Dasar Kemiliteran Perwira), (SEKKAU (Sekolah Komando Kesatuan TNI Angkatan Udara) tahun 1980.
Pengalaman terkait dengan proses belajar-mengajar :
1)  Pernah menjadi Instruktur  tidak tetap bidang manajemen (Kepemimpinan) pada Kursus Manajemen Supervisi Tingkat Kepala Biro di PT IPTN  tahun 1989-1992.
2)  Mempelajari HRM (Human Resources Management) Model Thomson CSF Cooperation di Perancis tahun 1992.
3)  Menatar pada Penataran P-4 Tipe 120 jam Provinsi Jawa Barat dalam  pendalaman materi (jaman orde baru) tahun 1991.
4)  Kursus Imam, Khatib dan Mubaligh di Masjid Raya Provinsi Jabar di Bandung tahun 2004.
5)  Pernah mengikuti sebagai Peserta Seminar : “6th International Seminar  on Miracle of Al- Qur’an and As-Sunnah on Science and Technology“ di Bandung, 29 Agustus s/d 1 September 1994.∏

======================================


Keterangan : 
              *) DAFTAR JUDUL KHUTBAH
No.
Judul Khutbah
Tema Pokok
Hal.

1.
Ajaran Syariat Islam sangat Mengedepankan Nilai-nilai  Kesehatan
Islam & kesehat-an (1)

42-57
2.

Menjaga Keikhlasan Hati dalam Beramal.
Aqidah


59-74
3.
Membangkitkan Kesadaran Menegakkan Amar Ma’ruf Nahi Munkar.
Amar ma’ruf


4.
Ngahudangkeun Manah Mikaresep Kana Dzikir (pengantar Bhs. Sunda)
Ibadah
89-101
5.
Pelajaran di Balik Kisah Penyembelihan oleh Nabi Ibrahim terhadap putranya Ismail a.s.(Khutbah Idul Qurban)

Ibadah
103-117
6.
Penyakit Mematikan yang diyakini sebagai  Siksa dari Allah
Islam & kesehat-an (2)
119-133
7.
Hikmah di Balik Peringatan Tahun Baru Hijriyah  

Umum
135-147
8.
Meneladani Akhlak Rasulullah   

Akhlaq
149-161
9..
Tiga Tipologi Hati 

Akhlaq
163-176
10.
Tanda-tanda Penyakit Hati

Akhlaq
178-189
11.
Bahayanya Rokok bagi Kesehatan
Islam & kesehat-an (3)
191-204
12.
Hikmah di Balik Peringatan Kemerdekaan Ke-62 RI.

Umum
205-216
13.
Mencitai dan Mengingat Allah

Aqidah
218-232


14.
Meningkatkan Kadar Iman dan Taqwa.

Aqidah
234-243
15.
Contoh ketaatan dan kesabaran Nabi Ibrahim a.s dan putranya Ismail.

Akhlaq
245-257
16.
Mensyukuri Nikmat Sehat
Islam & kesehat-an (4)
259-272
17.    
Menjaga dan Memelihara Kemurnian Hati

Aqidah
274-285
18.
Hijrah Menuju Kebaikan

Akhlaq
287-299
19.
Gambaran Hidup Manusia menurut Alqur’an

Akhlaq
301-311
20.
Meluruskan Jalan Menuju Keselamatan

Akhlaq
313-324

21.
Makan berlebihan Membahayakan Kesehatan
Islam & kesehat-an (5)
326-338
22.
Natahar Jalan Kasalametan (Pengantar Bhs. Sunda)

Akhlaq
340-356
23.
Karuksakan Akhlak Mawa Mamala kana Kehirupan Bangsa (Pengantar Bhs. Sunda)
Amar ma’ruf
358-268
24.
Kerusakan Akhlak Membawa Petaka pada Kehidupan Bangsa
Amar ma’ruf
370-382
25.
Allah SWT Melukiskan Rasulullah Orang yang Berakhlaq Luhur

Akhlaq
384-399
26.
Memahami Fungsi Makanan yang dapat Membina Tubuh sehat dalam Keluarga.
Islam & kesehat-an (6)
401-411
27.
Hikmah di Balik Peringatan Kemer-dekaan Ke-63 RI

Pumum
413-422
28.
Memahami Hakekat Rukun Islam

Aqidah
423-436
29.
Mengenang Perjalanan Nabi Ibrahim

Aqidah
438-449
30.
Tentang Taubat
Aqidah
451-460
31. 
Sifat Dengki Merusak Kesehatan dan Menghapus Kebaikan.
Islam & kesehat-an (7)
462-470
32.
Bersiap Diri Memasuki Bulan Suci Ramadhan .

Ibadah
473-483
33.
Menahan Lapar dan Meninggalkan Syahwat

Ibadah
485-498
34.
Cara Setan Menggoda Manusia
Aqidah
500-509
35.
Nabi Ibrahim Pembawa Ajaran Agama Tauhid

Aqidah
511-525
36.
Allah Menyukai dan Mencintai Mukmin yang Kuat
Islam & kesehat-an (8)
527-540
37
Memetik Makna Ibadah Qurban
Ibadah
542-552
38.
Makna di Balik Pergantian Tahun Hijriyah.

Umum
554-564
39.
Materi Tambahan Tentang Nasihat Perkawinan

Umum
566-594
40.    
Amar Ma’ruf Nahi Munkar dan Jihad Fisabilillah.
Amar ma’ruf
596-610
41
Fase-fase Perjakanan Usia dan Tantangan Keehatan
Islam & kesehat-an (9)
612-621
42
Meraih Kemenangan di bulan Suci Ramadhan
Ibadah
623-634
43.
I’tikaf di akhir Ramadhan Menyambut Datangnya Lailatul Qadar.
Ibadah
636-647
44.
Menyimak Keagungan Asma Allah di balik Kemenangan Memerangi Hawa Nafsu (Khutbah Idul Fitri).
Ibadah
649-662
 45
Tentang Doa

664-672

Continue Reading...
 

www.widiakertapranata.com Copyright © 2009 Girlymagz is Designed by Bie Girl Vector by Ipietoon