Senin, 20 Juli 2015

MARI KITA BANGUN WAWASAN BARU BIDANG PEMBINAAN SDM BERLANDASKAN NILAI-NILAI MORAL DAN BUDAYA KERJA *




MARI KITA BANGUN WAWASAN BARU BIDANG PEMBINAAN SDM BERLANDASKAN NILAI-NILAI MORAL DAN BUDAYA KERJA *

Penulis :  Widjaja Kartadiredja/Letkol.Purnawirawan

1.      Dua potensi sumberdaya manusia yang sangat esensial untuk tegaknya peradaban suatu bangsa dalam pemerintahan adalah masalah “mentalitas moral” dan “budaya kerja”.  Tanpa adanya dua potensi tersebut adalah mustahil suatu bangsa akan mampu menghadirkan kehidupan yang adil dan sejahtera bagi rakyatnya, karena kelemahan mentalitas moral bangsa yang akan mudah  didominasi oleh pengaruh kekuatan luar, apalagi dalam situasi yang makin kuatnya cengkraman  faham kapitalisme dan neoliberal di berbagai aspek kehidupan bangsa. Karenanya kedua faham tersebut harus disikapi dengan anti pati atau bahkan ditenggarai bahwa kapitalisme dan neoliberal sebagai musuh bangsa.
2.      Siapa pun warga negara yang memiliki pemikiran kritis terhadap fenomena yang dihadapi bangsa saat ini, sudah semestinya akan bermawas diri dalam menyikapi kondisi bangsa belakangan ini yang dikenal dengan istilah “era globalisasi”. Sesungguhnya  era globalisasi lebih banyak membawa dampak negatif  ketimbang ekses positifnya.  Sebagi contoh, seorang pakar ekonomi kerakyatan pernah mengatakan bahwa ekonomi kapitalis  melegalkan kaidah “yang kuat memangsa yang lemah”.  Ini menandakan bahwa dalam bidang ekonomi pun seolah kaum kapitalis menerapkan hukum kolonial yang sangt jauh dari hukum kemanusiaan. Sebuah pemikiran besar yang telah dicanangkan coleh Bapak Presiden Jokowi di awal pemerintahan Jokowi-JK, yaitu tentang “revolusi mental” yang harus mendapat dukungan penuh dari segenap komponen bangsa, agar bangsa ini mampu menggapai perubahan menuju kejayaan, yang harus diyakini bahwa  revolusi mental ini harus mampu diwujudkan dalam realita.
3.      Terkait pencanangan revolusi mental tersebut di atas, saya seorang Purnawirawan, dalam kapasitas sebagai penulis gagasan dalam bidang Pembinaan SDM, ingin menyumbangkan sebuah kreasi tentang “product system” dalam bidang Pembinaan SDM yang tema pokoknya “perlunya membangun wawasan, pola pandang atau perspektif baru dalam bidang Pembinaan SDM, yang landasan filosofinya diorientasikan pada upaya peningkatan kinerja dan perbaikan etika kerja”, yang bentuk programnya sangat sederhana, pragmatis, dan efektive untuk dibakukan sebagai perangkat sistem dalam penilaian kinerja di setiap lembaga atau institusi pengelola sumberdaya dalam skala nasional, yang sangat prospektif untuk disebar-luaskan dalam wilayah NKRI, tanpa akan banyak membebani anggaran.  Perangkat ini berfungsi sebagai sarana efektif dalam meningkatkan kualitas sumberdaya manusia berlandaskan nilai-nilai moral dan budaya kerja.
4.      Sejak tahun 2009 saya telah menyusun gagasan ini yang diyakini sangat tepat untuk digunakan sebagai solusi dalam  merubah wawasan, pola pandang atau perspektif baru dalam bidang pembinaan SDM oleh para Manajer  HRM di mana saja mereka berada, baik di jajaran pemerintahan atau pun perusahaan, dimana materi tersebut untuk jangka panjang dapat dijadikan  bahan pewarisan nilai-nilai tentang budaya kerja lewat lintas generasi, yang untuk pelaksanakaannya dalam wilayah NKRI tidak akan memerlukan biaya besar, karena adanya sinergi antara pemerintah pusat dan daerah dalam penyelenggaraan training lewat “in house training” yang hanya membutuhkan waktu 3 (tiga) hari pelatihan. 
5.      Gagasan ini menggunakan referensi : “Principles for Implementing a Human Resources Management Policy” Thomson CSF Cooperation, Perancis, berikut hasil studi banding yang dilakukan oleh Penulis tahun 1992 tentang Sistem Penilaian Kinerja di Lembaga Pelatihan di bawah perusahaan Thosmson, yakni Thomson CSF Cooperation, Perancis, dengan melihat penerapan sistem HRM Thomson CSF ini di BRGM Company di Kota Bordeaux, 400 KM di luar kota Paris, sebuah perusahaan besar yang bergerak dalam bidang Geologi dan Mineral, yang memiliki 1.000 orang ingeneer kimia dan geologi. 
6.       Hasil garapan Penulis tentang gagasan ini telah dituangkan dalam 5 (lima) Buku Petunjuk Program Pelatihan Kinerja yang durasi pelatihannya dalam 3 hari.   Program pelatihan ini diberi judul “Program Pelatihan Kinerja” dengan maksud untuk mempopulerkan kata kunci tentang istilah “kinerja” yang pelaksanaan pelatihannya direncanakan dilakukan dalam bentuk “in house training” di lembaga/institusi di jajaran pemerintahan atau pun perusahaan.  Kelima petunjuk materi pelatihan tersebut adalah :
          a.            Buku-1 : berisi panduan Pelatihan Kinerja 140 halaman (untuk pegangan Peserta Pelatihan). 
          b.            Buku-2 :  berisi bahan presentasi Pelatihan Kinerja 120 halaman (untuk   
                         pegangan Pengajar).
          c.            Buku-3 :   Proposal Umum Program Pelatihan Kinerja, 40 halaman (untuk
                         bahan pamasaran program pelatihan).
          d.            Buku-4 :  Profil Buku Panduan Pelatihan Kinerja, 32 halaman (untuk bahan  
                         pemasaran program pelatihan). 
          e.            Buku-5 : Pola Penilaian Kinerja dengan 12 Faktor, 20 halaman (untuk aplikasi penilaian tingkat Direct Supervisor) yang akan digunakan untuk membangkitkan motivasi kerja bagi tenaga kerja. 
         
Materi pelatihan ini oleh Penulis ingin diabdikan bagi kepentingan bangsa, maksudnya pelatihan dimasud tidak untuk dikomersilkan seperti pelatihan-pelatihan bidang SDM lain yang umumnya dengan biaya yang tidak ringan.  Langkah awal penyebar-luasan materi program pelatihan ini dilakukan melalui penjualan buku-buku materi yang ditujukan khusus kepada para manajer HRM atau siapa saja yang bertugas  di bidang pengelolaan SDM di jajaran pemerintahan atau pun perusahaan. 

7..      Harga buku s/d 31/12/2015 akan di-diskon 40%, yaitu :
          a.            Buku Petunjuk lengkap (Buku-1 s/d Buku-5)  :  Rp. 1.200.000,-
                        s/d 31/12/2015 dengan diskon 40% menjadi Rp. 720.000,-.
          b.            Buku-1, Buku-2 : masing-masing  a’ Rp. 500.000,-
                        s/d 31/12/2015 dengan diskon 40% menjadi a’ Rp. 300.000,-.
          c.            Buku-3, Buku-4, dan Buk-5 masing-masng a’ Rp. 50.000,-.
                        s/d 31/12/2015 dengan diskon 40% menjadi a’ Rp. 30.000,-.
          Harga tersebut ditambah ongkos kirim dalam Kota Bandung Raya Rp. 10.000,- dan di luar kota Bandung Rp. 20.000,-.   
8.      Pembelian buku materi oleh peminat dilakukan melalui pemesanan dengan data peminat berupa nama pembeli dan alamat penerima kiriman buku sesuai KTP, pengiriman disampaikan kepada widjaja kartadiredja  lewat e-mail, atau lewat pesan di facebook widiakertapranata. Buku akan dikrimkan setelah pengiriman harga buku dan ongkos kirim sudah ditransfer ke rekening widjaja kartadiredja. dengan catatan  nomor rekeningnya  akan disampaikan lewat inbox.  
9.      Penjualan materi pelatihan yang ditujukan khusus kepada para manajer HRM atau siapa saja yang bertugas di bidang SDM baik di jajaran pemerintahan atau pun perusahaan, adalah sebagai langkah awal pemasaran “product system” di bidang SDM, dimana nantinya para manajer HRM diharapkan dapat memberikan masukan tentang urgensinya  diselenggarakan pelatihan lewat “in house training”.  Penulis yakin dengan materi pelatihan yang sudah siap diajarkan lewat “in house training”, maka para manajer HRM nantinya akan berperan aktif dalam penyiapan kader  pengajar yang dalam Buku-4 (Profil Buku Panduan Pelatihan Kinerja) ditargetkan dalam 3 tahun pertama pelatihan harus dapat men-train 1.800 trainee, diantaranya 100 orang akan dijadikan tim pengajar yang sifatnya “mobile” untuk menyelenggarakan pelatihan di lembaganya dan di wilayah regional lainnya, dalam rangka penyebar-luasan pemahaman misi dalam program pelatihan kinerja secara merata dalam skala nasional. Kegiatan ini adalah sebagai sarana dalam membangun wawasan baru dalam bidang pembinaan SDM yang landasan filosofinya diorientasikan pada peningkatan kinerja  dan perbaikan etika kerja.  Penulis optimis bahwa program ini dapat dilaksanakan kurang dari 3 tahun jika di awalnya bisa disiapkan kader pengajar 100 orang yang sifatnya “mobile” mengajar per-kelas 3 hari.
          Catatan : Jika diperlukan oleh pemerintah yang sifatnya “part timer”, Penulis siap untuk membantu mensuksekan gagasan ini yang misinya sejalan dengan makna yang terkandung  dalam  “revolusi mental”  yang telah  dicanangkan  oleh Bapak Presiden di awal pemerintahan Jokowi-JK. Penulis sangat berharap tautan ini bisa sampai kepada Bapak Presiden dan beliau berantusias dengan gagasan ini.  Insya Allah jasa pelatihan ini akan sangat bermakna bagi kepentingan bangsa, dengan do’a : semoga Allah SWT memberikan petunjuk dan hidayah-Nya serta senantiasa melimpahkan rahmat-Nya kepada Bangsa Indonesia untuk kejayaan bangsa. Aamiiin.
10.    Atas patisipasi segenap pembaca tautan ini serta perhatiannya untuk memberikan respon, Penulis mengucapkan terima kasih.    

                                                                                         Bandung,    20  Juli 2015
                                                                                  Salam  Hormat Penulis/Penggagas,
                                                                           WidjajaKartadiredja/Letkol. Purnawirawan





LAMPIRAN

Fenomena terkait Karakter Bangsa.
          Untuk memberikan gambaran kondisi bangsa terkait mentalitas moral dan budaya kerja,  perlu dilihat dampak negatifnya lebih jauh, untuk dijadikan bahan kajian dalam mencarikan solusi yang tepat untuk memperbaikinya. Dibawah ini lebih jauh dijelaskan sebagai berikut: 
Pertama, dampak buruk yang diyakini sebagai akibat dari kelemahan mentalitas moral adalah : 1)  makin meraja-lelanya kejahatan korupsi yang membuat rakyat bertambah miskin; 2) mewabahnya barang haram yang mengancam kerusakan moral generasi muda dan masa depan bangsa,  yaitu narkoba yang kini pemerintah sudah menetapkan Indonesia dalam tingkat “darurat narkoba”, namun belum ada gebrakan dari tindakan represif yang membuat para penjahat narkona berhenti beroperasi, bisa jadi karena rendahnya hukuman yang diberikan pada pelaku; 3) merebaknya prostitusi dan kejahatan seksual yang masih dalam “pembiaran” dan masih dijadikan ajang polemik, padahal perbuatan tersebut jelas-jelas perbuatan haram yang dimurkai Allah; dan 4) nafsu hedonistis dan senang  hidup berlebih-lebihan di tengah  kehidupan rakyat yang tengah didera kemiskinan, dan tidak bermawas diri dalam kondisi bangsa yang penuh keprihatinan. 
Kedua, dampak buruk dari segi kelemahan budaya kerja dapat dilihat dari indiksasi-indikasi sebagai berikut : 1) makin lunturnya nilai-nilai pengabdian terutama  di kalangan pegawai/tenaga kerja baik di jajaran pemerintahan ataupun perusahaan; 2) rendahnya nilai kinerja dan kurang tertarik pada upaya-upaya perbaikan sistem;  3) kerja asal-asalan dan cari gampangnya; dan 4) meremehkan tanggung jawab. 
          Hal yang juga harus jadi bahan mawas diri bagi semua kalangan, adalah bahwa bangsa ini membutuhkan nilai-nilai keteladanan dari para pejabat nepara dan pemegang kekuasaan, baik dari kalangan elit politik, pejabat lembaga negara, dan para pimpinan pemerintahan di pusat dan di daerah. Kata kunci untuk mengembalikan kepercayaan dan menanamkan kepengikutan dalam kepemimpinan, yang terkadang bisa lunturnya  kepercayaan rakyat, adalah “ada atau tidaknya nilai-nilai keteladanan” pada diri seorang sosok atau  pejabat negara yang seharusnya jadi panutan. 
Sebab utama porak-porandanya mentalitas moral dan budaya kerja.
          Sebab utama porak-porandanya mentalitas moral, diprediksi kuat karena pengaruh faham kapitalistisme dan neoliberal yang berlandaskan budaya materialistis, yang di balik aktivitasnya punya misi tertentu yang oleh seorang pakar ekonomi kerakyatan secara simbolis dikatakan “yang kuat memangsa yang lemah”, dan dalam kehidupan sosialnya bersifat egoist, mengutamakan kepentingan pribadi, mengesampingkan kepentingan umum dan mengabaikan nilai-nilai moral.   Puncaknya dirasakan di “era globalisasi” sekarang ini.
          Dalam Pidato Bung Karno 1 Juni 1945 dalam Sidang Panitia Persiapan Penyelidik Kemerdekaan Indonesia untuk menyusun Konstitusi sebelum hari Proklamasi 17/8/1945, Bung Karno sudah memperingatkan untuk menjauhi faham kapitalisme, dimana  peringatan ini hendaknya dijadikan catatan penting untuk mendapatkan perhatian.     
Deskripsi Wawasan baru dalam bidang Pembinaan SDM.
 Kesimpulan dari pengamatan sektoral tentang kondisi bangsa, menunjukkan  betapa lemah mentalitas moral dan budaya kerja pada sebagian kalangan bangsa kita, yang diprediksi kuat penyebabnya adalah akibat pengaruh faham kapitalistisme dan budaya materialistis.  Sangat diharapkan manusia Indonesia punya daya tangkal untuk memerangi kedua isme tersebut, agar dijauhkan dari karakter bangsa yang cenderung egoist,  abai pada kepentingan umum, korup, dan senang hidup berlebih-lebihan, disamping malas, tidak produktif,  dan minus keteladanan. Fenomena yang diungkapkan  dalam tulisan ini dan atau tulisan-tulisan lain pada dasarnya harus disikapi dengan program pembinaan yang tidak keluar dari koridor/tema pokok tentang “pencerahan mentalitas moral dan budaya kerja”, yang tentunya tujuannya akan sejalan dengan tujuan “revolusi mental” yang pernah dicanangkan oleh Bapak Presiden Jokowi di awal pemerintahannya.
Solusi yang yang disarankan adalah perlunya  membenahi sistem HRM yang tujuannya utuk merubah perspektif atau pola pandang baru dalam bidang pembinaan SDM  yang landasan filosofinya diorientasikan pada upaya  peningkatan kinerja dan perbaikan etika kerja. 
Membangun wawasan baru dalam bidang pembinan SDM, sama halnya dengan membenahi dan meningkatkan peran sistem HRM jika pernah “termarginalkan” dalam manajemen pemerintahan khususnya dalam bidang “human resources”, menuju peningkatan kualitas SDM yang berlandaskan nilai-nilai moral dan budaya kerja. Membangun wawasan baru dalam bidang pembinaan SDM adalah tugas  pokok para Manajer HRM di setiap lembaga/institusi baik di jajaran pemerintahan maupun perusahaan.
Referensi : Princeples for Implementing a Human Resources Management Policy, Thomson CSF Cooperation, Perancis.   



Continue Reading...
 

www.widiakertapranata.com Copyright © 2009 Girlymagz is Designed by Bie Girl Vector by Ipietoon