Minggu, 16 Februari 2014

Ajakan Membangun Kepedulian Pencerahan terhadap Masalah Mentalitas & Budaya Kerja di Negeri ini.



SURAT TERBUKA – 1
Upload February 16, 201

Penulis/Penggagas :
H.  Widjaja Kartadiredja/Letkol. Purn.

 Hendaknya Tulisan ini dimaknai sebagai Surat Terbuka yang ditujukan kepada Yth. Para Pejabat  Negara dan Pejabat Publik yang memiliki keterkaitan kepentingan dalam bidang pembinaan Sumberdaya Manusia.


Tema Pokok :
Ajakan Membangun Kepedulian  Pencerahan terhadap Masalah Mentalitas & Budaya Kerja di Negeri ini.                                

ULASAN SINGKAT
A.  Latar belakang pemikiran.
1. Bangsa Indonesia telah hampir 70 tahun menjadi bangsa yang merdeka namun kenyataan kehidupan bangsa   masih sangat jauh dari harapan dan cita-cita kemerdekaan.  Dengan kondisi seperti ini anak bangsa,tua atau muda,   harus tergugah hatinya untuk dengan tekad yang kuat mengeluarkan bangsa  dari kondisi yang membelenggunya, yaitu melalui sumbangan pemikiran mencari esensi penyebabnya dan mengambil langkah penanggulang-annya,  sebagai solusi tindakan yang dianggap tepat.
2. Esensi penyebab yang membelenggu kehidupan bangsa Indonesia pada dasarnya adalah karena “masalah mentalitas” yang kalau dikaitkan dengan istilah Bung Karno  dahulu dalam perjuangan merebut kemerdekaan dan mendirikan negara Indonesia tahun 1945, terkait dengan  masalah “karakter bangsa”. Karena itu bangsa Indonesia harus ada kemauan    untuk memulai lagi membangun kepedulian pada masalah mentalitas bangsa.
3. Secara fakta konsekuensi dari  kelemahan mentalitas bangsa akan membawa dampak buruk pada berbagai dimensi sebagai cerminan suatu bangsa.  Diantaranya dampak “yang paling krusial” adalah pertama yang  terkait dengan “masalah moralitas”  dan  kedua yang terkait dengan “masalah budaya kerja”, yang keduanya sesungguhnya ada saling berkaitan.  Dampak dari keduanya yang secara nyata dapat kita lihat, disadari atau tidak, karenanya bangsa kita telah terjerumus ke dalam  perilaku yang korup yang membuat negara kita berada di papan atas di antara negara-negara terkorup di dunia.  Oleh karena itu selayaknyalah semua kalangan di negeri ini berkomitmen untuk membangun kepedulian pada pencerahan masalah mentalitas (dalam arti menjauhi moralitas yang merugikan bangsa), disamping pencerahan terhadap masalah budaya kerja, untuk menggapai sebuah perubahan yang selama ini tak kunjung datang dan bahkan tendensinya makin bertambah buruk.
B. Sebuah Terapi dalam Menyikapi Kondisi Bangsa.
1. Dengan tujuan mengambil solusi lewat komitmen penceraham terhadap masalah mentalitas moral dan budaya kerja, Penulis telah membuat sebuah gagasan yang dapat digunakan sebagai terapi  dalam menyikapi kondisi bangsa selama ini. Gagasan ini dibuat dalam bentuk “pelatihan singkat” yang materi pokoknya tentang “sistem penilaian kinerja” yang terkait dengan penerapakan kebijakan sistem HRM (Human Resource Management), yaitu sebagai salah satu  “management tool” dalam sistem HRM, yang tujuannya untuk  menanamkan pemahaman wawasan baru  bidang pembinaan SDM yang terkait dengan upaya peningkatan kineja dan perbaikan etika kerja.  Materi pokoknya  menggunakan rujukan hasil studi banding dengan sistem HRM Thomson CSF Cooperation, Perancis. Nantinya Penulis akan bertindak sebagai Pengajar untuk menyiapkan Kader Pengajar bagi lembaga/instansi yang mengakses program ini.
2.  Substansi materi dari pelatihan singkat ini adalah berupa pemahaman tentang wawasan dalam bidang HRM, yang landasan filosofinya diorientasikan pada masalah peningkatan kinerja & perbaikan etika kerja, dimana wawasan ini  merupakan  sumbangan pemikiran yang sangat berharga bagi para pengelola bidang pembinaan sumberdaya manusia. 
3.  Program pelatihan ini  dinamakan “Program Pelatihan Kinerja” untuk dikenal  oleh kalangan masyarakat luas dan disadari akan betapa pentingnya “istilah kinerja” bagi bangsa Indonesia dalam upaya memperbaiki kehidupan dan martabat bangsa dan meningkatkan daya tangkal terhadap berbagai tantangan yang dihadapi di era globalisasi sekarang ini. 
4. Pelaksanaan pelatihan dilakukan dalam bentuk in house training di lembaga-lembaga/instansi yang mengakses program pelatihan ini.   Durasi pelatihan hanya 3 (tiga) hari dengan kapasitas kelas 15 peserta, dengan target sasaran dilaksanakan secara luas di semua regional (di tingkat Pemerintahan Provinsi/Kabupaten/Kota) di semua wilayan NKRI yang pesertanya adalah para pemegang fungsi bidang pembinaan sumberdaya manusia.  Kemudian materi yang diberikan dalam pelatihan disebar-luaskan secara merata di tiap lingkup regional oleh kader-kader yang telah disiapkan.
5. Program pelatihan kinerja ini tema pokoknya adalah  upaya membangunkan bangsa dari ketertinggalan dalam budaya kerja.  Program pelatihan ini tidak dikomersialisasikan karena tujuan akhirnya adalah untuk diabdikan bagi kepentingan bangsa. Namun demikian untuk Pengajar diperlukan kompensasi berupa akomodasi selama mengajar,  diberi honor pengajar tanpa ditetapkan besaran tarifnya, atau diadakan negosiasi sebelumnya,  dan diberikan biaya transportasi p.p. dari Bandung ke kota tujuan tempat diselenggarakannya “in house training”. 
6. Kompensasi pada poin 5 di atas dimaksudkan untuk adanya kelangsungan pelaksanaan program pelatihan yang prospeknya akan bersifat nasional, karena Penggagas Program ini bukan sebagai donatur melainkan hanya sebagai penggagas dan sekaligus sebagai tenaga pangajar untuk penyiapan kader.  Dimana nantinya kader-kader inilah yang akan menyebar-luaskan program ini di lingkungan regionalnya.  Penulis sangat yakin program pelatihan ini sangat berguna dalam upaya membangun bangsa, namun Penulis/Penggagas terbentur pada masalah dana.  Untuk gambaran lengkap tentang manfaat pelatihan dan prospek penyebar-luasan pelatihan dapat dibaca “Profil Program Pelatihan Kinerja” yang bersama ini disertakan dokumennya, atau jika tidak bisa men-download dari website www.widiakertapranata.com (klik http://id.scribd.com/doc/168846774/Profil-Program-Pelatihan-Kinerja). Insya Allah atas bimbingan Penulis yang akan bertindak sebagai Pengajar, paling sedikit dalam tempo 2-3 bulan akan dapat disiapkan sejumlah kader Pengajar untuk memberikan pemahaman untuk membenahi sistem HRM di lingkungan regionalnya. Bagi yang ingin  berkomunikasi dengan Penulis tentang program pelatihan ini dapat menghubungi kami via email :  widiakertapranata@yahoo.co.id.
C.   Dampak Positif dari Program Pelatihan Kinerja.
1.  Dari tulisan-tulisan yang telah diedarkan oleh Penggagas/Penulis di sebuah  website dalam sejumlah blog dan ulasan-ulasan singkat tentang Program Pelatihan Kinerja, yang ditayangkan sejak dua tahun belakangan ini, materi program pelatihan ini banyak dibaca oleh pembaca publik di website. Hanya saja selama ini belum ada yang tertarik dengan tawaran program ini karena berbagai hambatan yang terkait dengan masalah kondisi bangsa saat ini, kecuali jika situasi politik di negeri ini sudah dalam keadaan kondusif, yaitu dengan pimpinan nasional yang respek terhadap sistem yang akan membawa perubahan dalam pembangunan sumber daya manusia. Karenanya kondisi bangsa saat ini masih terus bergulir dalam keterpurukan berkepanjangan dan semakin terkikisnya nilai-nilai pengabdian di kalangan bangsa kita pada dekade belakangan ini. Pada dasarnya hal itu terjadi adalah akibat sangat minimnya perhatian bangsa kita pada masalah mentalitas dan budaya kerja.  
2. Disamping itu program pelatihan kinerja, selain untuk pencerahan mentalitas terkait dengan budaya kerja untuk generasi yang tengah berjalan, juga sebagai upaya pembekalan yang harus diwariskan kepada generasi penerus, supaya mereka kelak memiliki kehidupan yang lebih baik dari generasi sekarang.
3. Sudah semestinya kita menyadari bahwa kehidupan Bangsa Indonesia tidak terlepas dari pengaruh tiga konstelasi perjalanan sejarah, yaitu :  Pertama, periode jaman penjajahan kolonial yang mewariskan nilai-nilai mentalitas binaan kolonial seperti budaya feodalisme, yang waktu itu di sisi lain berhadapan dengan nilai-nilai pengabdian di jaman revolusi phisik dari pihak bangsa kita, dimana kini justru nilai-nilai pengabdian  itu keberadaannya sudah nyaris sirna di kalangan bangsa kita, dan harus dihidupkan kembali.  Kedua,  periode jaman kemerdekaan yang berhadapan dengan isme kapitalis dan liberal yang tidak membuahkan kesejahteraan rakyat dalam pembangunan. Ketiga, periode generasi mendatang yang masih penuh tanda-tanya, karena tidak jelasnya nilai-nilai keteladanan yang harus diwariskan dari gegerasi sekarang kepada generasi penerus sebagai pembekalan.
D.  Himbauan Nurani Bangsa.
  Sebagai penutup ulasan ini, maka dikemukakan semacam himbauan nurani yang tentunya sejalan dengan dambaan kalangan masyarakat Indonesia, yang ditujukan kepada Yth. Para Pejabat Negara saat ini yang seolah mengatakan : “bangunkan bangsa ini dari ketertinggalan mentalitas dan budaya kerja”, dan tegakkan keadilan dan kesejahteraan bagi kepentingan rakyat, dan enyahkan jiwa korup di kalangan bangsa kita dari mereka yang tidak amanah, perbaiki tatanan pengelolaan bidang pembinaan sumberdaya manusia melalui sistem HRM  yang benar seperti layaknya di negara-negara maju.  Kunci untuk menggapai semuanya ini adalah dengan cara “merubah pola pandang dalam bidang pembinaan sumberdaya manusia yang landasan filosofinya diorientasikan pada masalah peningkatan kinerja dan perbaikan etika kerja di kalangan bangsa kita”, yang dilandasi kebijakan sistem HRM yang menganut “reward system yang adil”.  Inilah gambaran  esensi yang terkandung dalam program pelatihan kinerja yang ditawarkan lewat naskah ini sebagai sebuah terapi dalam menyikapi kondisi bangsa yang tak urung sampai pada sebuah perubahan. 
 Semoga Tuhan Yang Maha Kuasa merahmati perjalanan hidup bangsa Indonesia Aamiin.. 
Catatan :  Komentar atau respon dari pembaca kepada Penulis/Penggagas dapat disampaikan  via email:  widiakertapranata@yahoo.co.id.
            Salam hortmat Penulis/Penggagas


Penulis/Penggagas :
H. Widjaja Kartadiredja, Penulis Ebook Kinerja di sebuah Website, tinggal di Kota Cimahi, Jawa Barat, Indonesia.

Continue Reading...
 

www.widiakertapranata.com Copyright © 2009 Girlymagz is Designed by Bie Girl Vector by Ipietoon