Penyakit
Mematikan yang diyakini
Sebagai Siksa dari Allah
Disusun oleh : H. Widjaja Kartadiredja
Hadirin sidang Jum’at yang dirahmati Allah.
Dalam sebuah literatur yang dimuat dalam Buku
Ensiklopedia Kemukjizatan Alqur’an dan
Hadis dikemukakan, pada abad ke-14 terjadi wabah penyakit baru yang belum
dikenal pada masa sebelumnya, yaitu wabah penyakit pes. Oleh para peneliti penyakit ini
diberi sebutan “black death” (kematian hitam) yang diyakini penyakit
tersebut sebagai siksa dan peringatan
dari Allah.
Penyakit ini mewabah
di kawasan Asia Tengah dan India . Puncaknya terjadi pada tahun 1347 Masehi, dengan memakan
korban 75 juta jiwa. Penyakit itu
kemudian menyebar ke benua Erapa, dan puncaknya wabah di Eropa terjadi pada
abad ke-17, tepatnya tahun 1630 Masehi,
yang memakan korban 2/3 dari seluruh penduduk Eropa. Anehnya wabah penyakit ini sewaktu-waktu
mereda dan kemudian hilang.
Pada waktu itu
di berbagai tempat di belahan bumi telah terjadi kerusakan moral dengan
berbagai aspeknya yang sangat merajalela, tidak terkecuali di Negara-negara
Islam. Penyebabnya adalah karena
melimpahnya harta kekayaan dan kemewahan, banyaknya industri musik dan minuman
keras, yang membawa kearah pergaulan bebas, di mana dunia Barat pada waktu itu
menganut ajaran kebebasan individu.
Dengan maraknya
perbuatan maksiat di bebagai tempat dan penyimpangan perilaku seksual akibat
kehidupan yang bebas, maka wabah penyakit baru itu makin meluas di Eropa. Dengan besarnya jumlah kematian akibat wabah ini, penyakit ini benar-benar sangat
ditakuti, dan diyakini sebagai siksa
dari Allah. Itulah gambaran tentang
hukum sebab dan akibat yang ditimbulkan oleh kerusakan moral di mana Allah
memberinya peringatan dengan penyakit yang sangat mengerikan.
Di abad
terakhir ini pun penyakit yang sangat mengerikan telah ditemukan. Pada tahun 2008, sebuah situs internet di Amerika mempublikasikan hasil penelitian yang
berkaitan dengan penyakit akibat perilaku penyimpangan seksual, yakni oseksual dan lesbian, termasuk dalam hal ini adalah perilaku sodomi. Semuanya
oleh para peneliti disebut sebagai ”Luthiyin”,
maksudnya penyakit Kaum Nabi Lut a.s. yang diberitakan dalam Alqur’an.
Perilaku ini bukan hanya sekadar penyimpangan seksual, melainkan dengan
perilaku ini justru Allah melaknatnya dengan ditimpakannya penyakit sebagai
siksa, akibat perbuatan yang menodai martabat dan fitrah manusia sebagai
makhluk yang paling sempurna yang
diciptakan-Nya di alam ini.
Kaum Muslimin
umumnya sudah mengenal penyakit kaum Nabi Lut. Kaum Nabi Lut tidak mau menerima
seruannya untuk bertakwa kepada Allah dan menghentian perbuatan keji yang
dilakukakannya, yaitu perbuatan homosekdual,
yang akhirnya Nabi Lut dan
keluarganya terusir dari negerinya. Tapi kemudian Allah menyelamatkan Nabi Lut
dan keluarganya, kecuali isterinya.
Maka kaum Nabi Lut, termasuk isterinya yang ditinggalkan, dibinasakan
oleh Allah dengan dibalikkannya kota tempat tinggal mereka, lalu dihujani
dengan hujan batu yang terbakar.
Dalam Surat
Asy-Syu’araa’ (QS.26) ayat 165-173, diceritakan dialog antarta Nabi Lut dengan
kaumnya fasiq itu sebagai berikut :