Upload September 3, 2013
INFO
PELATIHAN KINERJA – 10a
Tayangan
Ulang February 7, 2013
Tema Pokok :
UPAYA MEMBANGUNKAN
BANGSA DARI KETERTINGGALAN DALAM BUDAYA KERJA
Penulis : Widjaja Kartadiredja/Letkol. Purn.
Rujukan :
1. Buku panduan program pelatihan kinerja.
2. Profil buku panduan program pelatihan kinerja.
KATA PENGANTAR
Hendaknya tulisan ini
dimaknai sebagai Surat Terbuka yang ditujukan kepada mereka yang punya kepedulian
terhadap masa depan anak bangsa pada generasi
mendatang terkait masalah mentalitas dan
budaya kerja.
Teristimewa tulisan ini ini
ditujukan kepada “pejabat publik” yang punya
keterkaitan kepentingan dengan masalah pembinaan sumberdaya manusia di negeri
ini, yaitu yang terhormat :
1 Menteri
Negara Penertiban Aparatur Negara &
Reformasi.
1 Menteri
Dalam Negeri R.I.
1 Pemerintah
Daerah (Gubernur/Bupati/Walikota)
1 Menteri
Negara Pemuda dan Olah Raga R.I.
1 Organisasi Kepemudaan & Mahasiswa.
1 Para Manajer
HRM Perusahaan.
1 Lembaga Donor Pengembangan
Kemanusiaan.
√
Tulisan ini berupa synopsis
(ulasan singkat) tentang perlunya
membangun wawasan baru dalam bidang pembinaan SDM yang landasan filosofinya
diorientasikan pada masalah peningkatan kinerja dan perbaikan etika kerja, yang realisasinya harus diwujudkan dalam Program Pelatihan Kinerja,
sebagai langkah awal dalam upaya mengejar ketertinggalan budaya kerja bangsa
kita dari bangsa-bangsa lain yang telah maju.
√ Dengan
synopsis ini diharapkan pembaca dapat memahami urgensi dan nait baik penggagas
untuk merealisasikan program ini, yang untuk pelaksanaannya diperlukan dukungan
dan dorongan semangat dari berbagai kalangan yang punya keterkaitan dengan kepentingan pembangunan sumberdaya
manusia.
√ Pada langkah awal dalam merealisasikan program ini, akan dilaksanakan dalam bentuk “in
house training” kerjasama dengan lembaga/instansi pengguna jasa training.
PENJELASAN SUBSTANSI MATERI
Inti dari materi pokok pelatihan kinerja
difokuskan pada penanaman pemahaman
tentang implementasi kebijakan sistem HRM, yaitu yang
materinya dibuat berdasarkan hasil studi banding dengan sistem Thomson CSF
Cooperation, Perancis, dimana dengan adanya pemahaman ini akan lahir perspektif
baru dalam bidang pembinaan sumber daya manusia, yang landasan filosofinya
diorientasikan pada masalah peningkatan kinerja dan perbaikan etika kerja.
Dengan
adanya sistem yang digunakan di masing-masing lembaga/instansi, sistem ini
tidak akan kontradiksi dengan sistem yang ada, melainkan justru untuk dapat menghidupkan kembali
Sistem HRM dan menyempurnakan kebijakan-kebijakan yang berpengaruh pada upaya
peningkatan kinerja dan perbaikan etika kerja, baik secara individu maupun
secara lembaga.
Lewat
“in house training”, program pelatihan ini tidak dikomersilkan karena tujuannya
untuk diabdikan bagi kepentingan bangsa demi perbaikan masa depan generasi
mendatang. Kecuali konpensasi Pengajar
menjadi tanggungan lembaga/instansi pengguna jasa training.
Program
pelatihan ini akan bermanfaat sebagai langkah awal terobosan dalam upaya “membangunkan
bangsa dari ketertinggalan dalam budaya kerja”.
Bandung, 07/02/2013 Salam Penulis
Widjaja
Kartadiredja
SYNOPSIS ▼
A. Latar Belakang Pemikiran
1. Istilah “kinerja” yang bahasa sehari-harinya mengandung arti “hasil kerja”, adalah merupakan proses
budidaya dalam dunia kerja, atau tepatnya disebut “hasil proses budaya kerja”. Tinggi rendahnya nilai kinerja bisa dikaitkan
dengan nilai kemajuan suatu bangsa. Karenanya rendahnya tingkat kinerja suatu
bangsa, menunjukkan ciri ketertinggalan bangsa itu dari bangsa-bangsa lain yang
telah maju.
2.
Yang dimaksud dengan “budaya kerja” adalah sikap mental atau perilaku dalam dunia
kerja yang landasan filosofinya ditujukan pada upaya peningkatan hasil kerja dan
perbaikan etika kerja, yang subjeknya
dapat berupa bangsa atau insitusi sebagai
lembaga, dan aparat atau tenaga kerja sebagai
individu.
3. Kenyataan yang tak bisa dipungkiri, bahwa siapa
pun warga negara yang masih merasa mencintai bangsa dan negaranya, akan merasa
prihatin terhadap kondisi bangsa saat ini yang dalam dunia kerja sangat jauh
tertinggal dibanding bangsa-bangsa lain yang telah maju. Sudah selayaknya keprihatinan
ini dapat memberikan dorongan kearah lahirnya prakarsa untuk mengadakan upaya perubahan.
4. Suatu keniscayaan yang wajib bangkit di
kalangan bangsa kita saat ini, adalah kemauan dan kreativitas positif untuk
membangun wawasan baru dalam bidang pembinaan sumberdaya manusia yang landasan
filosofinya diorientasikan pada masalah mentalitas dan budaya kerja, yang tujuan utamanya untuk membekali kesiapan generasi mendatang agar kehidupan mereka
menjadi lebih baik dari generasi sekarang.
pembekalan ini harus dilakukan lewat lintas generasi. Artinya dilakukan melalui pewarisan
nilai-nilai dari generasi ke generasi, karena pada dasarnya pembangunan mentalitas adalah penanaman nilai-nilai
positif menjadi sebuah budaya yang
prosesnya membutuhkan waktu jangka panjang.
Untuk tercapainya tujuan ke arah ini langkah awalnya harus dimulai sejak
sedini mungkin, tegasnya sejak sekarang, yang pelaksanaannya harus melibatkan pejabat publik dan keterlibatan kalangan
generasi muda.
B. Lahirnya Sebuah Gagasan
1. Lahirnya gagasan ini adalah tergugah oleh pengalaman Penulis yang pernah
mempelajari sistem HRM di sebuah lembaga pelatihan di Perancis (yakni Thomson
CSF Cooperation) tahun 1992 khususnya tentang materi sistem penilaian kinerja. Dalam kondisi bangsa
yang makin memprihatinkan pada beberapa dekade belakangan ini, pengalaman
tersebut telah mendorong lahirnya gagasan tentang “program pelatihan kinerja”, untuk
diaplikasikan di semua regional (Provinsi/ Kabupaten/Kota) di negara kita,
dengan tema pokok dan bentuk programnya seperti di telah dipaparkan di atas.
2.
Program ini
sangat prospektif untuk dikembangkan dan dilaksanakan di instansi-instansi pemerintahan maupun di perusahaan yang mengelola bidang pembinaan sumberdaya manusia.
∏ Materi pokoknya difokuskan pada Sistem Penilaian
Kinerja dimana sistem penilaian kinerja merupakan bagian
dari proses implementasi kebijakan sistem HRM. Secara mendasar finalisasi dari rancangan
sistem HRM Thomson CSF Cooperation (yang pada dasarnya digunakan sebagai
alat banding dalam Buku Panduan) diutamakan pada peletakan dasar yang mengarah pada pembenahan kebijakan sistem penggajian/upah dan pembinaan karir tenaga kerja.
Dengan demikian, rancangan sistem yang dibuat akan mendorong pihak manajemen menciptakan ”reward system yang adil”, baik yang terkait dengan masalah
penggajian/upah atau pun masalah pengembangan potensi dan karir tenaga kerja.
Yang menjadi alat ukur dalam sistem penilaian adalah bobot pekerjaan yang dikaitkan dengan ”job requirement”, yang penggunaannya
dalam penilaian berkaitan dengan kualifikasi performa, dan prestasi kerja. Itulah prinsip dasarnya.
Dalam pelatihan akan dipelajari cara membuat
rancangan sistem penilaian kinerja yang akan digunakan sebagai perangkat
penilaian manpower (tenaga kerja) dimana dengan
penggunaan sistem ini dalam
jangka panjang akan membawa dampak positif pada upaya perbaikan mendalitas dan
budaya kerja.
C. Gambaran Persiapan Program Pelatihan
1. Persiapan program pelatihan yang telah
dilakukan oleh Penulis selaku penggagas dan yang nantinya sekaligus akan bertidak
sebagai Pengajar, adalah :
a. Penulis telah menyiapkan materi pokok pelatihan
kinerja untuk digunakan dalam “pelatihan singkat” yang durasinya hanya 3 hari a’
5 jam, namun dilakukan secara berkelanjutan
tanpa dibatasi limit waktu karena tak terbatasnya luas wilayah garapan pelatihan
yang sifatnya nasional.
b. Target yang ingin dicapai program pelatihan dalam
tahap 3 tahun pertama, adalah sebanyak 1.800 peserta. Diantaranya 100 orang dari mantan peserta terbaik akan diambil untuk
dijadikan “kader pengajar” atau “tim
pengajar yang sifatnya mobile”.
c. Nantinya di bawah bimbingan Penulis yang
sekaligus sebagai Pengajar, kader pengajar ini harus dapat men-transfer ilmu
yang didapat dalam pelatihan, lewat regional yang dibentuk di tiap Provinsi/Kabupaten/Kota,
yang pelaksanaanya harus didasarkan atas dukungan kebijakan dari Pemerintah
Daerah minimal yang terkait dengan maslah perijinan, tempat/fasilitas, atau
kesediaan Pemerintah Daerah untuk menyelenggarakan pelatihan dalam bentuk “in
house training”.
2.
Materi pelatihan
dibuat secara rinci, sistematis dan mudah difahami, yaitu berupa :
1) “Buku Panduan Pelatihan Kinerja” (140 halaman)
untuk pegangan Peserta Pelatihan. 2) “Buku Presentasi
Pelatihan Kinerja” (120 halaman), untuk pegangan Pengajar. Untuk keperluan pemasaran pelatihan, dibuat : 3) “Proposal
Umum Program Pelatihan Kinerja (24 halaman).
4) “Profil Buku Panduan Program Pelatihan Kinerja” (32 halaman).
D. Gambaran Pelaksanaan Pelatihan
Gambaran tentang pelaksanaan
pelatihan dijelaskan sebagai berikut :
1. Biaya
Pelatihan. Program Pelatihan akan
dilaksanakan dalam bentuk in house training (yaitu pelaksanaan pelatihan didasarkan atas permintaan dari calon
pengguna jasa training (instansi atau perusahaan) dengan kapasitas kelas 15
peserta, durasi pelatihan selama 3 (tiga) hari. Dana yang dibutuhkan jika program pelatihan ditangani oleh “lembaga berdiri sendiri” (tidak lewat “in
house training”) dengan biaya untuk infrastruktur, honor Pengajar dan biaya operasional
untuk tahap 3 tahun pertama, mencapai Rp. 1,45 M (data tertuang pada Naskah Proposal Umum Masalah Pendanaan).
2. Dalam proposal umum dijelaskan, jika kegiatan
pelatihan dilaksanakan oleh lembaga berdiri sendiri, maka biaya pelatihan bisa mencapai
Rp. 1.5 juta tiap peserta. Namun jika dilaksanakan melalui “in house
training” biaya penyelenggaraan pelatihan menjadi tanggungan lembaga/institusi selaku
pengguna jasa training, dengan konpensasi dan biaya trnasportasi dan akomodasi Pengajar sekitar Rp. 3 s/d 4,5 juta per-kelas a’ 15 peserta dalam 3
hari ditanggung oleh pengguna jasa training.
Biaya ini teramat murah, 70 s/d 80 prosent direduksi dari biaya yang berlaku
pada umumnya.
3. Keterangan penting lainnya.
a. Penulis yang sekaligus akan bertindak sebagai Pengajar, dapat
melaksanakan pelatihan 4 kali dalam sebulan
dengan kapasitas kelas 15 Peserta, durasi pelatihan 3 hari. Dengan demikian dalam 1 bulan Pengajar dapat men-train trainee
sebanyak 60 orang, dan dalam 1 tahun diperkirakan 600 orang, atau dalam tahap 3
tahun pertama 1.800 orang. Kegiatan pelatihan ini akan dilaksanakan oleh Pengajar dengan kader atau
tim pengajar yang sifatnya “mobile” yang akan disiapkan sebelumnya.
b. Walaupun pelaksanaan
akan dilakukan melalui “in house training”, namun tidak menutup
harapan jika adanya pemilik dana atau lembaga donor yang ingin bekerja sama
dalam penyelenggaraan pelatihan akan kami sambut dengan baik, sehingga nantinya
Program Pelatihan Kinerja dapat direalisasikan secara luas dan merata
di setiap regional di Provinsi-provinsi/Kabupaten/Kota di wilayah Indonesia.
E. Peserta Pelatihan
1.
Peserta
pelatihan tidak menekankan pada persyaratan akademis.
Siapa saja karyawan Instansi Pemerintan dan Perusahaan yang tugasnya di
bidang SDM bisa menjadi peserta, walau
pun diutamakan yang posisinya sebagai “direct supervisor”, kecuali calon
peserta yang bukan berasal dari Instansi
dan Perusahaan. Karena itu Peserta pelatihan
bisa berasal dari: 1) Instansi pemerintah dan Perusahaan; 2)
Organisasi Kepemudaan; 3) Mahasiswa
sebagai calon pemimpin generasi mendatang tanpa membedakan asal Fakultas.
2. Gambaran selengkapnya tentang Program Pelatihan Kinerja, tertuang pada buku “Proposal Umum Program Pelatihan Kinerja” dan ”Profil Buku Panduan Pelatihan Kinerja”.
F. Manfaat mengikuti Program
Pelatihan Kinerja
1. Manfaat yang akan didapat
ada dua, yaitu yang bersifat wawasan dan yang bersifat aplikatif. Yang
bersifat wawasan dibutuhkan oleh institusi/lembaga untuk adanya bahan masukan untuk
merumuskan kebijakan-kebijakan dalam sistem HRM dalam upaya meningkatkan
kualitas sumberdaya manusia yang berlandasan pada kebijakan manajemen yang
menganut “reward system yang adil”.
Dengan pengetahuan dan penguasaan yang bersifat aplikatif, akan
meningkatkan kualitas tenaga kerja secara individu, yang dalam proses jangka panjang
akan memberikan konstribusi dalam upaya perbaikan etika (etos) kerja ditingkat kelembagaan.
2. Pelatihan dilakukan seminggu sekali dengan durasi
3 hari, dengan kapasitas kelas 15 orang.
Kalau lembaga/instansi memiliki 6 satuan kerja (tingkat Kabupaten atau Kota), maka dalam 6
minggu akan dilatih sebanyak 6 x 15
orang = 90 orang. Mantan trainee ini
insya Allah cepat atau lambat akan membawa misi perubahan di lingkungan
regionalnya dalam bidang pembinaan sumberdaya manusia.
3. Lembaga/instansi pengguna jasa training tidak
akan banyak mengeluarkan pengeluaran. Kebutuhan
biaya diperuntukaan adalah untuk : 1)
Makan siang, snack dan coffee
break bagi para peserta, 2) sewa ruangan kelas yang refresentatif (atau cukup
menggunakan fasilitas yang ada tanpa harus sewa, 3) falititas belajar (white board dan
perlengkapan belajar), 4) sound system, alat presentasi berupa in focus, dan 5) alat tulis,
sedangkan buku panduan dan bahan hand-out tanggung jawab Pengajar, 6) sertifikat
dikeluarkan oleh lembaga pengguna jasa training( ditanda tangan oleh pihak
lembaga dan Pengajar).
4. Kompensasi Pengajar, termasuk transportasi dari
Bandung – ke kota tujuan p.p. dan akomodasi selama masa mengajar 3 hari per-kelas,
ditanggung oleh pengguna jasa training.
▼
G. Skedul &
Materi Pokok Pelatihan Kierja
Lama
pelatihan 3 (tiga) hari ‘a 5
jam, pagi hari Pk. 08.00 -13.00 WIB,
atau sore hari Pk. 13.15 - 17.45 WIB.
▌Hari pertama
Pokok Bahasan-1 (Tujuan
Pelatihan & Pengenalan Profill Buku Panduan), 60
menit.
Pokok Bahasan-2 (Dasar-dasar
Kebijakan Implemetasi HRM), 60 menit.
Pokok Bahasan-3 (Pengenalan Sistem Penilaian Kinerja), 75 menit.
Pembahasan Job Description (dan penetapan Job Requirement), berikut latihan cara membuatnya, 75 menit.
▌Hari kedua
Pokok Bahasan-4 (Menetapkan Faktor-faktor penilaian dalam membuat Rancangan Sistem
Penilaian Kinerja), 60 menit. Mendesain Format Penilaian, 30 menit.
Pokok Bahasan-5 (Membuat Petunjuk Cara Mengisi Format
Penilaian), 90 menit.
Pokok Bahasan-6 (Cara Melaksanakan Penilaian melalui Interview), 60 menit.
▌Hari ketiga
Pokok Bahasan-7 (Penggunaan Sistem Penilaian Kinerja yang Multiguna), 30 menit.
Latihan membuat “job description” &
menetapkan “job requirement, 45 menit.
Pokok Bahasan-10, tukar waktu (Dokumentasi Format
Penilaian hasil rancangan sistem untuk
aplikasi). 30 menit.
Pokok Bahasan-8 (Peranan
Manajer HRM / Manajer Personlia), 30 menit.
Pokok Bahasan-9 (Penutup
Materi),30 menit.
∏ Materi pelajaran penunjang
dalam keilmuan lain jika diperlukan akan
ditetapkan kemudian oleh oleh pengguna jasa training yang biayanya tanggungan user.
▼
H. Himbauan Partisipasi :
1
Kepada instansi pemerintahdan perusahaan
berminat menyelenggarakan “in house training”
untuk Program Pelatihan Kinerja, atau bentuk kerjasama lainnya dalam
penyelenggaraan program pelatihan ini, dapat menghubungi kami melalui :
Kontak person : Widjaja Kartadiredja.
♣ Insya
Allah Tuhan akan memberkahi siapa yang
berbuat di jalan yang diridhai-Nya untuk kemaslahatan bangsa melalui program
yang sangat prospektif. Aamiin yaa
Rabbal Alamiin.
Bandung,
7 Februari 2013.