Upload September
16, 2013
INFO
PELATIHAN KINERJA 10c #
RESUME PROSES PENYIAPAN MATERI PROGRAM
PELATIHAN KINERJA
Penulis :
Widjaja Kartadiredja/Letkol. Purn.
Rujukan :
1.
Buku Panduan Program Pelatihan Kinerja
2.
Buku Presentasi Pelatihan Kinerja
KATA PENGANTAR
Hendaknya tulisan ini dimaknai sebagai Surat Terbuka yang ditujukan
kepada mereka yang punya kepedulian terhadap masa depan anak bangsa pada generasi mendatang terkait masalah mentalitas dan budaya kerja.
Teristimewa tulisan ini ditujukan kepada “pejabat publik” yang punya
keterkaitan kepentingan dengan masalah pembinaan sumberdaya manusia di negeri
ini, yaitu yang terhormat :
Menteri Negara Penertiban Aparatur
Negara & Reformasi; Menteri Dalam Negeri R.I. Pemerintah daerah (Gubernur/Bupati/ Walikota); Menteri Negara Pemuda dan Olah
Raga R.I.; Organisasi
Kepemudaan & Mahasiswa; Para Manajer HRM Perusahaan; lembaga Donor
Pengembangan Kemanusiaan.
Mudah-mudahan
beliau pada alamat di atas sempat membaca tulisan ini melaui tebaran tautan di Facebook
atau Twitter dan berkenan merespon.
A. Lahirnya
Gagasan
1. Berbagai fenomena
negatif yang terjadi dalam kehidupan bangsa Indonesia yang pada dasarnya hampir
tak kunjung mengalami perubahan, nampaknya harus dicermati dengan penuh mawas
diri, bahwa perilaku dan budaya kerja di kalangan bangsa kita sudah jauh
tertinggal dibanding dengan bangsa-bangsa
lain yang telah maju, dimana kondisi
seperti ini tak bisa dibiarkan untuk terus berlanjut dan mutlak harus dicarikan
solusinya menuju perubahan.
2. Terkait kondisi tersebut
di atas, Penulis terinspirasi oleh pengalaman dalam mempelajari sistem HRM
khususnya tentang sistem penilaian kinerja, yakni di sebuah lembaga petihan di
Perancis tahun 1992, yakni di Thosnom CSF Cooperation - anak perusahaan Thomson. Walaupun pengetahuan itu sangat sederhana dan
didapatkan melalui pelatihan singkat, namun sangat esensil untuk dipakai
rujukan dalam upaya pengembangan sistem pembinaan
sumberdaya manusia, sebagai salah satu terapi dalam menghadapi kondisi bangsa selama
ini.
3. Tulisan ini dimaksudkan sebagai gambaran yang berupa resume
dalam proses penyiapan materi Program Pelatihan Kinerja yang telah selesai ditangani
oleh Penulis selaku penggagas, yang berupa Program Pelatihan Kinerja dengan tema
pokok : “upaya membengunkan bangsa dari ketertinggalan dalam budaya kerja”.
B. Latar Belakang Pemikiran
1. Istilah “kinerja” yang bahasa
sehari-harinya mengandung arti “hasil kerja”, adalah merupakan proses
budidaya dalam dunia kerja, atau tepatnya disebut “hasil proses budaya
kerja”. Tinggi rendahnya nilai kinerja
bisa dikaitkan dengan nilai kemajuan
suatu bangsa. Karenanya rendahnya
tingkat kinerja suatu bangsa, menunjukkan ciri ketertinggalan bangsa itu dari
bangsa-bangsa lain yang telah maju.
2.
Yang dimaksud dengan “budaya
kerja” adalah sikap mental atau perilaku
dalam dunia kerja yang landasan filosofinya ditujukan pada upaya peningkatan hasil kerja dan perbaikan etika kerja, yang subjeknya dapat berupa bangsa atau insitusi sebagai lembaga, dan aparat atau tenaga
kerja sebagai individu.
3. Kenyataan
yang tak bisa dipungkiri, bahwa siapa pun warga negara yang masih merasa
mencintai bangsa dan negaranya, akan merasa prihatin terhadap kondisi bangsa
saat ini yang dalam dunia kerja sangat jauh tertinggal dibanding dengan bangsa-bangsa
lain yang telah maju. Sudah selayaknya keprihatinan ini dapat memberikan dorongan
kearah lahirnya prakarsa untuk
mengadakan upaya perubahan.
4. Karenanya suatu keniscayaan yang harus bangkit di kalangan bangsa kita saat ini, adalah kemauan dan kreativitas positif untuk
membangun wawasan baru dalam bidang pembinaan sumberdaya manusia yang
landasan filosofinya diorientasikan pada masalah mentalitas dan budaya kerja,
yang tujuan utamanya untuk membekali kesiapan generasi mendatang agar
kehidupan mereka menjadi lebih baik dari generasi sekarang, dimana pembekalan
ini harus dilakukan lewat lintas generasi.
Artinya dilakukan melalui pewarisan nilai-nilai dari generasi ke
generasi, karena pada dasarnya pembangunan
mentalitas adalah penanaman nilai-nilai positif menjadi sebuah budaya yang prosesnya
membutuhkan waktu dalam jangka panjang.
Untuk tercapainya tujuan ke arah ini langkah awalnya harus dimulai sejak
sedini mungkin, tegasnya sejak sekarang, yang pelaksanaannya harus didukung oleh kebijakan para pejabat publik dalam pemerintahan dan disambut
baik oleh kalangan generasi muda sebagai pewaris generasi mendatang.
C. Gambaran Kesiapan Program Pelatihan.
1. Persiapan program pelatihan kinerja yang
telah selesai dilakukan oleh Penulis selaku penggagas dan yang nantinya
sekaligus akan bertidak sebagai Pengajar, adalah :
a. Penulis telah menyiapkan materi pokok
pelatihan kinerja untuk digunakan dalam “pelatihan singkat” yang durasinya
hanya 3 hari namun dilakukan secara
berkelanjutan tanpa dibatasi limit waktu karena tak terbatasnya luas wilayah
garapan pelatihan yang sifatnya nasional.
b. Target yang ingin
dicapai dalam program pelatihan dalam tahap 3 tahun pertama adalah: Pertama, menyiapkan 100 orang kader
pelatih yang akan diambil dari mantan peserta pelatihan terbaik untuk dijadikan
“tim pengajar yang mobile”. Kedua, target
peserta dalam 3 tahun pertama l.k. 1.800 orang yang mayoritas berasal dari
jajaran instansi pemerintahan yang tugas pokoknya dalam bidang pembinaan SDM. Target
berikutnya dalam 3 tahun kedua dilaksanakan oleh kader-kader yang sudah
dibentuk, hingga dalam waktu tertentu program pelatihan ini dapat diwujudkan secara
merata di setiap wialayah regional/provinsi di negeri ini.
c. Nampaknya program
ini seperti hal yang mustahil, akan tapi
dengan kesiapan materi yang sudah dirancang sedemikian rupa oleh ,
Penulis/Penggagas, insya Allah program ini bisa diwujudkan.
d. Nantinya di bawah bimbingan Penulis yang sekaligus sebagai
Pengajar, kader pengajar harus dapat men-transfer ilmu yang didapat dalam
pelatihan, lewat regional yang dibentuk di tiap Provinsi/Kabupaten/Kota, yang
pelaksanaanya harus didukung oleh kebijakan
Pemerintah Daerah dan kesediaan untuk menyelenggarakan pelatihan dalam
bentuk “in house training”.
2.
Materi pelatihan dibuat secara rinci, sistematis dan
mudah difahami, yaitu berupa :
1) “Buku Panduan
Pelatihan Kinerja” (140 halaman) untuk pegangan Peserta Pelatihan.
2) “Buku Presentasi
Pelatihan Kinerja” (120 halaman), untuk pegangan Pengajar.
3) Untuk keperluan pemasaran pelatihan, telah dibuat
: (1)
“Proposal Umum Program Pelatihan
Kinerja (24 halaman). (2) “Profil
Buku Panduan Program Pelatihan Kinerja”
(32 halaman).
D. Gambaran Pelaksanaan Pelatihan
Gambaran pelaksanaan pelatihan dijelaskan sebagai berikut :
1. Biaya
Pelatihan. Program Pelatihan akan dilaksanakan dalam bentuk “in house
training” (yaitu pelaksanaan pelatihan didasarkan atas permintaan dari instansi
pemerintah daerah sebagai calon pengguna jasa training, dengan kapasitas kelas
15 peserta, durasi pelatihan selama 3 (tiga) hari. Dana yang dibutuhkan jika program pelatihan ditangani oleh “lembaga berdiri sendiri” (tidak lewat “in
house training”) yang terdiri dari biaya untuk infrastruktur, honor Pengajar
dan biaya operasional untuk tahap 3 tahun pertama, mencapai Rp. 1,45 M karena sebagian besar dana digunakan untuk
infrastruktur (data tertuang pada Naskah
Proposal Umum Masalah Pendanaan).
2. Dalam
proposal umum dijelaskan, jika kegiatan pelatihan dilaksanakan oleh lembaga
berdiri sendiri, maka biaya pelatihan bisa mencapai Rp.
1.5 juta tiap peserta atau bahkan bisa lebih, yang akhirnya pelatihan ini akan berubah sifatnya
menjadi komersial. Namun jika dilaksanakan melalui “in
house training” dengan fasilitas yang dimiliki lembaga/instansi, maka biaya pelatihan
peserta dan biaya penyelenggaraan pelatihan menjadi tanggunan instansi pengguna
jasa training. Sementara konpensasi untuk
Pengajar, biaya tranaportasi dan
akomodasi Pengajar, diperkirakan sekitar Rp. 3 s/d 4,5 juta per-kelas a’ 15 peserta dalam 3
hari, ditanggung oleh pengguna jasa training.
Biaya ini teramat murah, sekitar 70 prosent direduksi dari biaya yang berlaku
pada umumnya. Karena itu kompensasi
untuk Pengajar, transportasi, dan
akomodasi selama mengajar, angka tersebut bahkan masih bisa dinego.
3. Keterangan penting lainnya.
a. Penulis
yang sekaligus akan bertindak sebagai
Pengajar, dapat melaksanakan pelatihan 4
kali dalam sebulan dengan kapasitas kelas 15 Peserta, durasi pelatihan 3
hari. Dengan demikian dalam 1 bulan Pengajar dapat men-train trainee
sebanyak 60 orang, dan dalam 1 tahun diperkirakan 600 orang, atau dalam tahap 3
tahun pertama 1.800 orang. Kegiatan pelatihan ini akan dilaksanakan oleh Pengajar dengan kader atau
tim pengajar yang sifatnya “mobile” yang akan disiapkan sebelumnya.
b. Walaupun
pelaksanaan pelatihan akan dilakukan melalui “in house training”, namun
tidak menutup kemungkinan jika ada pemilik dana atau lembaga donor yang ingin bekerja
sama dalam penyelenggaraan pelatihan akan kami sambut dengan baik, agar
nantinya Program Pelatihan Kinerja dapat direalisasikan secara luas dan merata
di setiap regional di Provinsi-provinsi/Kabupaten/Kota di wilayah Indonesia.
E. Peserta Pelatihan
1. Peserta pelatihan tidak
ditekankan pada persyaratan akademis. Siapa saja karyawan Instansi Pemerintan dan
Perusahaan yang tugasnya di bidang SDM bisa menjadi peserta, walau pun diutamakan yang posisinya sebagai
“direct supervisor”, kecuali calon peserta yang bukan berasal dari Instansi. Peserta pelatihan bisa berasal dari: 1) Instansi
pemerintah; 2) Perusahaan;
3) Organisasi Kepemudaan; 4) Mahasiswa sebagai calon pemimpin generasi
mendatang.
2. Gambaran selengkapnya tentang Program Pelatihan Kinerja, tertuang pada buku “Proposal Umum Program Pelatihan Kinerja” dan ”Profil Buku Panduan Pelatihan Kinerja”.
F. Manfaat
Program Pelatihan Kinerja
1. Manfaat yang akan didapat ada dua, yaitu yang bersifat wawasan dan yang bersifat aplikatif. Yang bersifat wawasan, dibutuhkan oleh
institusi/lembaga untuk adanya bahan masukan dalam merumuskan
kebijakan-kebijakan sistem HRM dalam upaya meningkatkan kualitas sumberdaya
manusia yang berlandasan pada kebijakan manajemen yang menganut “reward system
yang adil”, yang ada keterkaitan dengan masalah “remunerasi” (penggajian) dan pembinaan
karir serta pengembangan potensi.
2. Yang
bersifat aplikatif, dapat dijelaskan bahwa bagi lembaga yang belum memiliki sistem
penilaian yang baku, sistem yang dirancang dalam pelatihan dapat digunakan sebagai contoh model perangkat sistem
penilaian, sejalan dengan upaya menerapkan kebijakan sistem HRM di lembaganya.
3. Pelatihan dilakukan seminggu sekali (dengan durasi
3 hari, dengan kapasitas kelas 15 orang).
Kalau lembaga/instansi memiliki 6 satuan kerja (tingkat Kabupaten atau Kota), maka dalam 6
minggu akan dilatih sebanyak 6 x 15
orang = 90 orang. Mantan trainee ini
insya Allah cepat atau lambat akan membawa misi perubahan di lingkungan
regionalnya dalam bidang pembinaan sumberdaya manusia.
4. Lembaga/instansi pengguna
jasa training tidak akan banyak mengeluarkan biaya, karena pelatihan hanya
membutuhkan penyiapan fasilitas belajar berupa : ruangn belajar yang dapat menampung 15 orang
peserta, dengan fasilitas berupa white
board, sound system, alat presentasi berupa
infocus, yang tentunya fasilitas tersebut sudah dimiliki oleh instansi
yang bersangkutan. Sementara makan siang apeserta bisa saja tidak disediakan
karena setiap karyawan (PNS) sudah mendapat tunjangan makan setiap hari kerja, dimana
pelatihan itu sendiri dilaksanakan di hari kerja.
5. Biaya yang harus
dikeluarkan oleh pengguna jasa training, adalah untuk : 1) konpensasi pengajar, 2) transportasi p.p.
dari kota tempat tinggal pengajar ke kota tempat pelatihan dilaksanakan, 3)
akomodasi untuk pengajar selama masa mengajar, 4) biaya untuk sanck, coffee break untuk peserta peltihan, ATK dan.
Pembuatan Sertifikat. Sedangkan Buku Panduan dan bahan hand out,
tanggungan Pengajar.
4. Kompensasi
Pengajar, transportasi dari Bandung – ke kota tujuan p.p. dan akomodasi selama
masa mengajar 3 hari per-kelas, ditanggung
oleh pengguna jasa training.
▼
G. Skedul & Materi Pokok Pelatihan Kierja
Lama pelatihan 3 (tiga) hari ‘a 5 jam, pagi
hari Pk. 08.00 -13.00 WIB (atau jikaterpaksa pelatihan dilakukan sore hari Pk. 13.15 - 17.45 WIB).
▌Hari pertama
Pokok Bahasan-1 (Tujuan Pelatihan & Pengenalan Profill Buku Panduan), 60 menit.
Pokok Bahasan-2 (Dasar-dasar Kebijakan
Implemetasi HRM), 60 menit.
Pokok Bahasan-3 (Pengenalan Sistem Penilaian Kinerja), 75 menit.
Pembahasan
Job Description (dan penetapan Job Requirement), berikut latihan cara membuatnya, 75 menit.
▌Hari kedua
Pokok Bahasan-4 (Menetapkan Faktor-faktor penilaian dalam membuat
Rancangan Sistem Penilaian Kinerja), 60 menit. Mendesain Format Penilaian, 30
menit.
Pokok Bahasan-5 (Membuat Petunjuk Cara Mengisi Format Penilaian), 90 menit.
Pokok Bahasan-6 (Cara Melaksanakan Penilaian melalui Interview),
60 menit.
▌Hari ketiga
Pokok Bahasan-7 (Penggunaan Sistem Penilaian Kinerja yang Multiguna),
30 menit.
Latihan membuat “job
description” & menetapkan “job requirement, 45 menit.
Pokok Bahasan-10, tukar waktu (Dokumentasi Format Penilaian hasil
rancangan sistem untuk aplikasi). 30 menit.
Pokok
Bahasan-8 (Peranan
Manajer HRM / Manajer Personlia), 30 menit.
Pokok
Bahasan-9 (Penutup
Materi),30 menit.
∏ Materi pelajaran penunjang dalam
keilmuan lain jika diperlukan akan
ditetapkan kemudian oleh user.
▼
H. Himbauan
Partisipasi :
1
Kepada lembaga/instansi pemerintah dan perusahaan yang ingin menyelenggarakan
“in house training” atau bentuk kerjasama lainnya dalam penyelenggaraan program pelatihan ini, dapat menghubungi kami melalui :
Kontak person : Widjaja
Kartadiredja.
1 Catatan penting untuk pembaca blog ini :
Penulis akan sangat berterima kasih kepada pembaca di
website ini, apabilan berkenan (suka) menebarkan tautan blog ini melalui
Facebok dan Twitter kepada teman/sahabat
yang posisinya dapat mengakses program ini di lembaganya, atau yang dapat
kontak dengan “decision maker” di lembaga itu, sebagai tanda partisipasi
mendukung program ini.
Mari kita sumbangkan tenaga dan fikiran untuk kepentingan
bangsa menuju perubahan pembangunan di negeri ini. Anak-anak bangsa generasi mendatang akan
sangat membutuhkan pembekalan untuk bangkit dari ketertinggalan dalam budaya kerja melalui kiprah generasi sekarang.
Penulis yang sekaligus akan bertindak sebagai
Pengajar sudah siap untuk melaksanakan pelatihan bagi lembaga yang bermaksud
mengakses program ini melalui “in house
training” di lembaganya.
IDENTITAS :
(Penulis, Penggagas, Penyusun Buku Panduan Program Pelatihan
Kinerja).
Nama : H. Widjaja Kartadiredja (Letkol. Purnawirawan), lahir di Ciamis 14 Desember 1939. Saat berdinas aktif sebagai
Anggota TNI-AU tugas di lingkungan organik TNI-Angkatan
Udara selama 16 tahun dari 1965-1981; kemudian tugas diperbantukan pada sebuah BUMNIS (PT.
Industri Pesawat Terbang Nusantara) di Bandung selama16 tahun dari 1981-1997 dengan tugas
terakhir sebagai Kepala Departemen General Affair Direktorat Sistem Senjata. Menjelang purnabakti dari
BUMNIS ditempatkan
pada Advisory Staff Direktur. Pensiun
dari TNI Angkatan Udara tahun 1995 dan Purnabakti dari BUMNIS tahun 1998; Pendidikan umum Fakultas Hukum Universitas Indonesia Jakarta tahun
1964, pendidikan di TNI-AU a.l. Sekolah Dasar Kemiliteran Perwira TNI-AU
(Milsuk), Sekolah Komando Kesatuan TNI-AU (SEKKAU) tahun 1980; Penataran Penyegaran Karyawan ABRI tahun1991.
P Pengalaman khusus terkait Pembinaan SDM :
1 Secara fungsional dalam kedudukan sebagai Staf
Departemen menjadi
anggota tim perumus perbaikan peraturan kepegawaian BUMNIS tahun
1983/1984; 1 Mengajar dalam bidang manajemen di
Pusat Pendidikan dan Latihan BUMNIS pada Kursus Manajemen Supervisi Tingkat
Kepala Bagian/Kepala Biro dalam periode 1989 s/d 1992;
1 Menjadi anggota Counterpart Penyusunan Master Plan
Training Bidang Weaponry (sistem senjata) – kerjasama antara BUMNIS tempat
Penulis bekerja dengan sebuah lembaga pendidikan, Sodeteg
Formation, anak Perusahaan Thomson di Perancis tahun 1992; 1 Dalam rangka finalisasi pembuatan
master plan training, Penulis bersama tim mengadakan misi survei ke beberapan lembaga pendidikan dan industri
bidang weaponry weaponry di Perancis. Pada kesempatan tersebut secara terpisah dengan tim, Penulis mempelajari dasar-dasar
kebijakan implementasi sistem HRM Thomson CSF
Cooperation, walaupun dalam tempo yang singkat namun materi tersebut dapat diterima
dengan baik;
1 Pernah memberikan penataran P-4 Type A (Type 120 jam)
Provinsi Jawa Barat pada pendalaman materi tahun 1991; 1 Pernah mengikuti Seminar
Internasional ”6th International Seminar
on Miracle of Al-Quran and As-Sunnah on Science and Technology” di Bandung 29
Agustus s/d 1 September 1994.1 Dalam kapasitas sebagai Kepala
Departemen General Affair menjadi Command Media Coordinator pengelolaan “sistem dan
prosedur terpadu BUMNIS”; secara berkala
terlibat dalam tim penggarapan Job Simplikasi Sistem HRM Perusahaan Boeing,
A.S., untuk diterapkan di BUMNIS (tahun 1990-1996).
Pengalaman
dalam bidang sosial : 1 Menulis lepas beberapa tulisan
berupa feature, masalah pendidikan, dan agama pada Harian Umum Pikiran Rakyat dan
Gala Media sebagai Pemerhati Masalah Sosial, antara lain pada tahun 2001, 2004,
2007, 2008; 1 Menulis beberapa tulisan berbahasa Sunda pada Majalah
Mangle dan Kujang; 1 Menyusun Khutbah Jum’at (45 judul) yang dihimpun menjadi
buku berjudul ”Sampaikan Seruanku Walau
hanya Satu Ayati”, 1 Pengalaman menjadi khatib khutbah
Jum’at di
beberapa masjid jami di lingkungan tempat
tinngal Penulis dalam periode 4 tahun sebulan sekali; 1 Mengedarkan sejumlah tulisan
berupa feature, masalah pendidikan &
agama di Website ∏