JOKOWI
DINILAI SEBAGAI
WALIKOTA TERBAIK KETIGA SEDUNIA
Penulis : Widjaja
Kartadiredja/Letkol Purnawirawan
Jokowi Sosok Pemimpin Kontemporer.
Joko Widodo atau Jokowi mantan Wali Kota
Surakarta, Jawa Tengah, Indonesia,
tambah populer setelah meraih kemenangan dalam Pemilihan Gubernur DKI Jakarta,
September 2012, dan dilantik sebagai
Gubernur Oktober 2012. Dalam kondisi bangsa yang dirasakan sangat
langkanya nilai keteladanan dari kalangan yang seharusnya jadi panutan, maka
Jokowi merupakan sosok yang eksis sebagai pemimpin kontemporer saat ini.
Berita
Tribun 9 Januari 2012 mewartakan bahwa Jokowi terpilih sebagai Wali Kota Terbaik Ketiga Sedunia oleh
“The City Mayors Foundation” sebagai lembaga/yayasan pemikir tentang
masalah-masalah perkotaan, melalui pemilihan oleh World Mayor Project 2012 yang
telah mengumpulkan dan menilai calon-calon wali kota terbaik di tingkat dunia.
Penghargaan seperti ini selayaknya memberikan kebanggaan pada masyarakat
Indonesia, dimana seorang warga negaranya yang posisinya di luar kawasan Eropa
termasuk dalam kategori Wali Kota terbaik di dunia.
Kinerja Sebagai Dasar Penilaian.
Kinerja seperti apa yang dijadikan ukuran dalam
menilai calon memperoleh penghargaan
seperti itu? Ada baiknya kita ketahui
untuk bahan pembelajaran agar di masa-masa yang akan datang performa
kepemimpinan di tingkat pemerintahan di kawasan manapun di belahan bumi ini,
utamanya di Indonesia menjadi lebih baik.
Jokowi sebagai peringkat ketiga wali kota terbaik
sedunia, berdasarkan penjelasan situs resmi World Mayor Project 2012 selaku
pelaksana penilaian, pointer pertama Jokowi telah membuat kota Surakarta dalam
pemerintahannya dari sebuah kota yang kondisinya sarat dengan masalah
kriminalitas, berubah menjadi kota pusat seni dan budaya. Yang kemudian banyak
menarik turis internasional datang Indonesia atau ke kotanya. Pointer kedua, ia adalah politisi yang paling
jujur,tidak korup, dan berkampanye melawan korupsi. Kedua pointer ini yang membuat Jokowi
mendapat penghargaan tingkat dunia.
Peringkat
kedua adalah Lisa Scaffidi, Wali Kota Perth (Australia). Menurut Laporan harian
The Western Australia 8 Januari 2013, Scaffidi telah membawa kota Perth di
Australia menjadi kota terbaik di Australia setelah Sydney dan Melbourne, yang
kemudian kota Perth dikenal secara internasional. Scaffidi dikatakan
menggunakan sosial media sebagai alat promosi dan menggunakan T.I. dan
teknologi komunikasi untuk berkomunikasi dengan warga yang tidak bisa dicapai
dengan model komunikasi yang lebih tradisional.
Penghargaan
peringkat pertama diperoleh Inaki Azkuna yang jadi Wali Kota Bilbao (Spanyol)
sejak 1999. Inaki Azkuna dianggap berjasa membuat Bilbao dari kota industri
yang makin terpuruk, berubah menjadi
kota internasional bagi turis dan seni.
Itulah
sekelumit gambaran kinerja dari ketiga orang penerima penghargaan sebagai Wali
Kota Terbaik Sedunia.
Harus dipetik sebagai pelajaran.
Apa Jokowi sendiri merasa berbesar hati dengan
penilaian yang masuk dalam kategori wali kota terbaik di tingkat dunia? Jokowi
merasa penilaian seperti itu biasa-biasa saja, karena pola pandangannya lebih
terobsesi pada pilihan untuk terus bekerja demi kepentingan rakyat, karena ia
merasa rakyatlah yang menilai dirinya.
Jokowi berucap : “Saya tidak pernah bekerja dengan
penghargaan, tapi kalau diberi, harus berterima kasih”.
Itulah ciri khas yang tercermin pada kepribadian
Jokowi.
Kilasan peristiwa yang dipaparkan di atas, patut
kita simak dan kita petik sebagai pelajaran.
Telah saatnya bangsa kita, lebih utamanya generasi muda sebagai calon
pemimpin generasi mendatang, untuk tidak terlena dengan kondisi yang dialami
bangsa saat ini. Hendaknya di hati-nurani
mereka ditanamkan keinginan atau niat untuk membangkitkan kembali nilai-nilai
pengabdian yang telah lama pudar di kalangan bangsa kita. Tirulah para pemimpin yang layak diteladani,
seperti contoh sosok Jokowi, pemimpin kontemporer dalam menghadapi kondisi
bangsa yang selama ini hampir tak pernah kunjung datang yang namanya
perubahan.
Sebaliknya jika karena langkanya panutan atau
pemimpin yang harus diteladani, maka “hadirkan nilai keteladanan datangnya dari
bawah”, dan tidak semata menanti datang dari atas saja. Cara ini sekaligus
sebagai jalan pintas dalam percepatan proses regenerasi. Bangunkan bangsa ini dari ketertinggalan
dalam budaya kerja melalui tangan-tangan generasi muda. Melalui misinya, ambil langkah menuju
perbaikan mentalitas bangsa dan
kinerjanya, serta perbaiki etika kerja untuk terciptanya kelak pemerintahan
yang bersih, setidaknya sebagai
pembekalan bagi generasi yang akan datang.
Itulah pelajaran yang dapat dipetik dari konten
berita tentang “Jokowi terpilih sebagai Wali Kota Terbaik Ketiga Sedunia” yang
dirilis oleh Tribun 9 Januari 2013. ∏
Penulis, Widjaja Kartadiredja, Penyusun Ebook
Kinerja di website www.widiakertapranata@yahoo.co.id. Tinggal di Kota Cimahi, Jawa Barat,
Indonesia.
untuk versi pdf klik disini
untuk versi pdf klik disini
0 komentar:
Posting Komentar