Kamis, 10 Januari 2013

JOKOWI DI NILAI SEBAGAI WALIKOTA TERBAIK KETIGA SEDUNIA


JOKOWI
DINILAI SEBAGAI WALIKOTA TERBAIK KETIGA SEDUNIA

Penulis :   Widjaja Kartadiredja/Letkol Purnawirawan

Jokowi Sosok Pemimpin Kontemporer.

             Joko Widodo atau Jokowi mantan Wali Kota Surakarta, Jawa Tengah,  Indonesia, tambah populer setelah meraih kemenangan dalam Pemilihan Gubernur DKI Jakarta, September 2012,  dan dilantik sebagai Gubernur  Oktober 2012.  Dalam kondisi bangsa yang dirasakan sangat langkanya nilai keteladanan dari kalangan yang seharusnya jadi panutan, maka Jokowi merupakan sosok yang eksis sebagai pemimpin kontemporer saat ini.

            Berita Tribun 9 Januari 2012 mewartakan bahwa Jokowi terpilih  sebagai Wali Kota Terbaik Ketiga Sedunia oleh “The City Mayors Foundation” sebagai lembaga/yayasan pemikir tentang masalah-masalah perkotaan, melalui pemilihan oleh World Mayor Project 2012 yang telah mengumpulkan dan menilai calon-calon wali kota terbaik di tingkat dunia. Penghargaan seperti ini selayaknya memberikan kebanggaan pada masyarakat Indonesia, dimana seorang warga negaranya yang posisinya di luar kawasan Eropa termasuk dalam kategori Wali Kota terbaik di dunia.
                                         
Kinerja Sebagai Dasar Penilaian.

Kinerja seperti apa yang dijadikan ukuran dalam menilai  calon memperoleh penghargaan seperti itu?  Ada baiknya kita ketahui untuk bahan pembelajaran agar di masa-masa yang akan datang performa kepemimpinan di tingkat pemerintahan di kawasan manapun di belahan bumi ini, utamanya di Indonesia menjadi lebih baik. 

Jokowi sebagai peringkat ketiga wali kota terbaik sedunia, berdasarkan penjelasan situs resmi World Mayor Project 2012 selaku pelaksana penilaian, pointer pertama Jokowi telah membuat kota Surakarta dalam pemerintahannya dari sebuah kota yang kondisinya sarat dengan masalah kriminalitas, berubah menjadi kota pusat seni dan budaya. Yang kemudian banyak menarik turis internasional datang Indonesia atau ke kotanya.  Pointer kedua, ia adalah politisi yang paling jujur,tidak korup, dan berkampanye melawan korupsi.  Kedua pointer ini yang membuat Jokowi mendapat penghargaan tingkat dunia.

            Peringkat kedua adalah Lisa Scaffidi, Wali Kota Perth (Australia). Menurut Laporan harian The Western Australia 8 Januari 2013, Scaffidi telah membawa kota Perth di Australia menjadi kota terbaik di Australia setelah Sydney dan Melbourne, yang kemudian kota Perth dikenal secara internasional. Scaffidi dikatakan menggunakan sosial media sebagai alat promosi dan menggunakan T.I. dan teknologi komunikasi untuk berkomunikasi dengan warga yang tidak bisa dicapai dengan model komunikasi yang lebih tradisional.

           
            Penghargaan peringkat pertama diperoleh Inaki Azkuna yang jadi Wali Kota Bilbao (Spanyol) sejak 1999. Inaki Azkuna dianggap berjasa membuat Bilbao dari kota industri yang  makin terpuruk, berubah menjadi kota internasional bagi turis dan seni. 

            Itulah sekelumit gambaran kinerja dari ketiga orang penerima penghargaan sebagai Wali Kota Terbaik Sedunia.

Harus dipetik sebagai pelajaran.
  
Apa Jokowi sendiri merasa berbesar hati dengan penilaian yang masuk dalam kategori wali kota terbaik di tingkat dunia? Jokowi merasa penilaian seperti itu biasa-biasa saja, karena pola pandangannya lebih terobsesi pada pilihan untuk terus bekerja demi kepentingan rakyat, karena ia merasa rakyatlah yang menilai dirinya. 

Jokowi berucap : “Saya tidak pernah bekerja dengan penghargaan, tapi kalau diberi, harus berterima kasih”. 

Itulah ciri khas yang tercermin pada kepribadian Jokowi.

Kilasan peristiwa yang dipaparkan di atas, patut kita simak dan kita petik sebagai pelajaran.  Telah saatnya bangsa kita, lebih utamanya generasi muda sebagai calon pemimpin generasi mendatang, untuk tidak terlena dengan kondisi yang dialami bangsa saat ini.  Hendaknya di hati-nurani mereka ditanamkan keinginan atau niat untuk membangkitkan kembali nilai-nilai pengabdian yang telah lama pudar di kalangan bangsa kita.  Tirulah para pemimpin yang layak diteladani, seperti contoh sosok Jokowi, pemimpin kontemporer dalam menghadapi kondisi bangsa yang selama ini hampir tak pernah kunjung datang yang namanya perubahan. 

Sebaliknya jika karena langkanya panutan atau pemimpin yang harus diteladani, maka “hadirkan nilai keteladanan datangnya dari bawah”, dan tidak semata menanti datang dari atas saja. Cara ini sekaligus sebagai jalan pintas dalam percepatan proses regenerasi.   Bangunkan bangsa ini dari ketertinggalan dalam budaya kerja melalui tangan-tangan generasi muda.  Melalui misinya, ambil langkah menuju perbaikan  mentalitas bangsa dan kinerjanya, serta perbaiki etika kerja untuk terciptanya kelak pemerintahan yang bersih, setidaknya  sebagai pembekalan bagi generasi yang akan datang.

Itulah pelajaran yang dapat dipetik dari konten berita tentang “Jokowi terpilih sebagai Wali Kota Terbaik Ketiga Sedunia” yang dirilis oleh Tribun 9 Januari 2013. ∏

Penulis, Widjaja Kartadiredja, Penyusun Ebook Kinerja di website www.widiakertapranata@yahoo.co.id.  Tinggal di Kota Cimahi, Jawa Barat, Indonesia.  

untuk versi pdf klik disini

0 komentar:

Posting Komentar

 

www.widiakertapranata.com Copyright © 2009 Girlymagz is Designed by Bie Girl Vector by Ipietoon